DSC_5127

Klungkung, (Metrobali.com) –

Menanggapi pemberitaan salah satu media cetak tentang bayi dari keluarga kurang mampu asal Banjar Gelagah, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida-Klungkung yang mengalami kejang Tim dari Biro Humas dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang diutus Gubernur Bali Made Mangku Pastika, pada Rabu (31/08) turun langsung melihat keadaaan nya di RSUP Sanglah Denpasar.   Saat ditemui, ayah sang bayi , Supradnyana menuturkan,  bahwa anaknya dilahirkan di Puskemas 1 Nusa Penida   pada tanggal 26 Agustus 2016 dengan proses persalinan normal namun wajah bayi menghadap keatas (normalnya bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat). Sejak dilahirkan, bayi yang belum diberikan nama tersebut mengalami kejang-kejang. “Puskesmas I Nusa Penida tidak mampu menangani anaknya, maka pihak Puskesmas memberikan rujukan ke RSUD Klungkung”, ujarnya. Namun, karena kondisi bayi cukup parah, maka pihak RSUD Klungkung merujuknya pasien ke RSUP sanglah. “Pada saat itu pihak RSUP Sanglah mengatakan rumah sakit dalam kondisi penuh, maka dari itu kami lagsung mengajak anak kami ke RS Surya Husada, ” tuturnya. Namun karena kondisinya yang tidak mampu, ia tidak sanggup memenuhi biaya yang ditawarkan rumah sakit swasta tersebut yaitu berkisar 5 juta perhari.

Oleh karena itu, dirinya berusaha kembali untuk menghubungi RSUP Sanglah,  dan beruntung kemudian pihak RSUP Sanglah membantu Supradnyana untuk memperoleh perawatan di ruang NICCU, melalui rujukan dari RS. Surya Husada. Dan sekarang bayi tersebut telah mendapat bantuan perawatan dari RSUP Sanglah dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dan sekarang di rawat di ruang NICU RSUP Sanglah. Kejadian ini juga menarik simpati Bu

Sementara itu, Kepala Instalasi Ruang Cempaka NICU RSUP Sanglah Dr. GAP Nilawati,SpA(K),  mengungkapkan bahwa pada tanggal 29 Agustus 2016, pihaknya yang telah melakukan koordinasi dengan RS Surya Husadha menerima rujukan yang diusulkan. Pada saat menerima bayi tersebut, diagnosa awal yang diterima dari rumah sakit sebelumnya, dimana Bayi dalam keadaan cukup bulan dan sesuai masa kehamilan, namun mengalami asfiksia berat yaitu kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan dan teratur sehingga menimbulkan gangguan metabolisme pada tubuhnya. Untuk itu pihaknya segera melakukan penanganan dengan merawatnya di inkubator dengan memasang ventilator serta melakukan beberapa tindakan untuk membuat keadaan pasien menjadi lebih baik. “Ini sudah masuk hari kedua  dan  saat ini kami masih meneruskan terapi dan memantau secara intensif kondisi bayi,”ujarnya. Meski sudah dilakukan penanganan dengan menggunakan JKBM, ia mengatakan terdapat beberapa alat yang memang tidak tercover oleh JKBM dan dikenakan biaya kepada pasien.

Pada kesempatn itu  Tim utusan Gubernur Pastika menyerahkan bantuan uang tunai dari Gubernur Bali kepada Suradnya, untuk memenuhi pembiayaan alat-alat yang tidak ditanggung oleh rumah sakit. AD-MB