Denpasar (Metrobali.com)-

Angka kemiskinan Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami penurunan signifikan. Dari 6,17 persen pada tahun 2008 berhasil ditekan hingga menyisakan angka 3,95 persen pada tahun 2013. Dengan prosentase tersebut, Bali menempati peringkat II nasional setelah DKI Jakarta yang jumlah penduduk miskinnya paling sedikit yaitu sebanyak 3,7 persen. Namun sajian angka tersebut tak membuat Gubernur Bali Made Mangku Pastika berpuas diri.

Menurutnya, pengambilan data dengan sistem sampling tak 100 persen menjamin bahwa data tersebut mencerminkan realita di lapangan. Karena itu, data tersebut tak membuat Pemprov Bali mengendorkan semangat dalam upaya pengentasan kemiskinan. Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Pastika di hadapan masyarakat dalam Simakrama di Wantilan DPRD Bali, Sabtu (30/11).

Dijelaskan Gubernur, untuk mempercepat penuntasan kemiskinan, pihaknya telah meluncurkan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2012. Hingga tahun 2013, program ini telah menyasar 129 desa dengan tingkat kemiskinan di atas 35 persen. Dalam program tersebut, tiap desa mendapat gelontoran dana sebesar Rp. 1 milyar 20 juta untuk menggerakkan perekonomian masyarakatnya.

Di tahun 2014 mendatang, program ini akan lebih dimantapkan dengan menyasar desa yang tingkat kemiskinannya di atas 25 persen. Pemprov memproyeksikan anggaran sebesar Rp. 51 milyar untuk 50 desa. Untuk menyukseskan program ini, Gubernur meminta seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Bali untuk ‘mengeroyok’ desa-desa penerima program Gerbangsadu. “Seluruh program unggulan seperti bedah rumah, Sumantri, beasiswa miskin dan lainnya harus terkonsentrasi di situ,” pungkasnya. DA-MB