mangku 1

Amlapura (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan jajarannya dan para bupati/wali kota di provinsi itu untuk tidak terkecoh dengan angka-angka ekonomi makro yang telah berhasil diraih.

“Kondisi mikro atau riilnya di lapangan mungkin berbeda. Percuma angkanya hebat, kalau kenyataannya tidak seperti itu. Kami ingin masyarakat Bali ‘sukerta sekala niskala’ atau sejahtera lahir dan batin,” katanya saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan masyarakat di Amlapura, Karangasem, Sabtu (30/8).

Ia tidak memungkiri, secara signifikan angka kemiskinan di Bali sudah berkurang yakni tinggal 4,4 persen dan termasuk terendah secara nasional. Demikian juga pendapatan perkapita pertahun masyarakat Bali sekitar Rp26 juta.

“Namun, angka makro ekonomi itu kadang tidak nyambung antara satu dengan yang lain. Kenyataannya, ada keluarga dengan anggotanya lima orang, hanya mendapatkan penghasilan Rp1 juta dalam sebulan, jadi angka rata-rata pendapatan perkapita tidak nyambung,” ujarnya.

Di sisi lain, tidak sedikit kepala keluarga yang hanya mendapatkan penghasilan Rp20 ribu perhari dan kondisinya diperparah dengan memiliki anggota keluarga yang menyandang disabilitas.

Menurut dia, dengan melihat kondisi-kondisi mikro atau realita seperti itu sehingga menjadi “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan. Tidak menutup kemungkinan kondisi masyarakat seperti itu juga banyak terjadi di Kabupaten Karangasem “Bagi Bupati Karangasem berikutnya, harus diselesaikan persoalan seperti itu. Harus dipikirkan baik-baik supaya kesenjangan ekonomi tidak terlalu jauh, tidak mencolok, dan kesenjangan jangan terlalu lebar,” ucapnya.

Pastika menegaskan, upaya mengentaskan kemiskinan tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah atau eksekutif semata. Tetapi hendaknya kalangan legislatif, swasta, hingga pemerintahan di tingkat desa juga harus mencurahkan pemikiran untuk membantu upaya pengentasan kemiskinan.

Di Bali, ucap dia, setidaknya ada empat kabupaten yang selama ini menyumbang persoalan angka kemiskinan tertinggi yakni di Kabupaten Karangasem, Bangli, Buleleng dan Klungkung.

Acara simakrama di kabupaten paling ujung timur Pulau Bali itu juga dihadiri oleh Wagub Bali Ketut Sudikerta, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya, Bupati Karangasem Wayan Geredeg, Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesha, jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov Bali serta masyarakat umum. Acara simakrama dipandu oleh Kepala Bappeda Bali Putu Astawa. AN-MB