Gubernur Bali Usulkan Soekarno-Hatta Nama JDP
Denpasar (Metrobali.com)-
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusulkan jalan di atas perairan (JDP) penghubung Pelabuhan Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua, diberi nama Soekarno-Hatta.
“Saya punya pikiran seperti itu, tetapi tentu harus dibahas lebih lanjut,” katanya saat meninjau JDP bersama sejumlah pejabat dan awak media, di Denpasar, Rabu (12/6).
Gagasan itu, menurut Pastika, muncul karena sudah seharusnya sebagai penghormatan kepada Bapak Proklamator RI. “Kalau tidak ada beliau-beliau itu dan para pejuang lain, kita tidak bisa seperti ini sekarang,” ujarnya.
Ia menyatakan usulan nama tersebut sudah dibicarakan dengan Ketua Komisi III DPRD Bali I Gusti Made Suryantha Putra, dan politisi dari PDIP tersebut sudah menyatakan setuju.
Pastika menambahkan nama Jalan Soekarno sudah ada di Kabupaten Tabanan, begitu pun nama pahlawan lain seperti Jalan Ngurah Rai, sehingga ada juga yang memberikan usul supaya JDP kelak dinamai Jalan Lotring atau Situbanda.
Mantan Kapolda Bali itu berharap dalam waktu singkat proyek jalan sepanjang 12,7 kilometer yang dibiayai melalui konsorsium BUMN itu dapat diselesaikan.
Pengerjaan proyek JDP, kata Pastika, hingga saat ini sudah terselesaikan mencapai 98 persen, tinggal merampungkan pembangunan gerbang tol dan mengaspal beberapa ruas jalan. JDP direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertengahan Juli 2013.
Jalan tol yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Bangsa-bangsa Asia Pasifik itu menelan biaya sebesar Rp2,4 triliun.
Proyek yang sedianya dikerjakan dalam waktu 18 bulan dapat dirampungkan hanya dalam waktu 14 bulan. Di Indonesia, JDP menjadi jalan terpanjang di atas perairan yang dibuat oleh tenaga-tenaga lokal.
Pastika pada peninjauan JDP ini juga didampingi oleh Kepala Dishubinfokom Bali Dewa Putu Punia Asa, Kadis Pekerjaan Umum Bali Ketut Artika, Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng serta Dirut PT Jasa Marga Bali Tol Akhmad Tito Karim.
Rombongan memulai peninjauan JDP dengan masuk melalui Pelabuhan Benoa menuju arah Nusa Dua, selanjutnya memutar balik menuju arah Bandara Ngurah Rai. Dari sana, Gubernur Bali melanjutkan peninjauan ke proyek “underpass” di Simpang Dewa Ruci, Kuta yang sudah dioperasikan sejak Mei 2013. INT-MB
22 Komentar
akan jauh lebih baik jika diberi nama SABDOPALON
Saya sangat tidak setuju dengan nama Sukarno hata, tidak ada hubungannya, gubernur mp jangan kaku dan keras kepala, tol itu harus bercirikas Bali lah, brahma, Wisnu dll , karena jalan tol ini ada di wilayah Bali , atau persetujuan nama tol ini, voting saja, mau di pakai nama apa oleh masyarakat Bali suksema
Betul blong ,ake uling pidan ngusulang apang madan khrisna,apang cocok adanne ajak cucune MP,silih malu buk Erik nah!!!!!
Betul sabdopalon lumayan bagus
Nama yang tepat, jalan tol RNL (Ratu Niang Lingsir) karna asung beliau,proyek JDP berjalan sesuai rencana.,dan sepanjang area tsb adalah beliau yg mengawasi.,dan seringkali pekerja proyek melihat kadatangan beliau ke lokasi proyek tsb.
Benar, kalau sdh menyentuh spiritual Bali..,amat bagus sekali..jangan asal comot..
lebih baik kasi nama yg benar2 bercirikan bali. Ratu Niang Lingsir sangat kedengaran spiritual sekali. tyang setuju ,,sangat stuju.
Kalau ambil dari pewayangan bagaimana, tokoh sakti yang ada dilaut putra bima sena yang sakti menjaga kelautan. WINDU SEGARA ya Jalan layang WINDU SEGARA. Ehhhhh patut napimiwang nggih…
Mekejang melah, adan pak karno bagus karena beliau adalah putra bali juga, nama wayang masi dadi asal de gen adanin MEGAWATI, PUSPAYOGA, COK RAT apalagi cicing ARTERI DAHLAN!!!
Hahahaha..beneh gati to bli ah teri. Kalau di simpang siur ada bima-dewa ruci, di jln tol ada patung Baruna bagus juga
Usul saya agar sesuai dengan cerita pewayangan namun tidak memakai nama dewa-dewa. Sebaiknya pake SITUBANDA sesuai dengan cerita ramayana,
Tapi SITUBANDA tidak bertahan karena dirusak oleh pasukan Rahwana dan akhirnya rusak
saya usul namakan JDP dengan nama tokoh Bali yg jd pahlawan atau mantan gubernur. sy usul JL. I Gusti Ketut Puja. Beliau pahlawan dari Bali. Mantan Gubernur Sunda Kecil. Orang Bali. Kalau Jl. sukarno-Hatta, udah Pasaran dimana2 ada.
saya tidak cocok dengan nama sukarno,SITUBANDA atau BARUNA lebih sakral
usul, kalaok bisa yg ada “nama seni dan keren”..bila perlu ada unsur asingnya..nga apa2 biar bikin Bali tambah semakin terkenal…..misalkan ” BALI TOLL”….”NAGA TOLL”…”BARUNA TOOL” juga bagus…..
Tyang lebih setuju dengan nama salah satu pejuang kita pak PUJA
Sangut dadi masi, melem dados,,
Asal tusing ane madan ARTERI DAHAN nto, provokator pilgub Bali…
saya sangat tidak setuju dengan nama Soekarno Hatta lagi .. bukan tidak menghormati beliau….tapi sudah dipake dimana2 termasuk di Bali sudah ada.
Pokoknya selain itu setuju …Jl situbanda, Baruna,windu segara,i kt puja bahkan jalan tol Kebo IWA …ok ok aja ….gimana ???????
sy stuju dg nama TOL SITUBANDA
entah apa namnya yg penting jalanya bisa di pake & tdk ada yg di rugikan, itu saja
Saya setuju dengan nama jalan Mr poedja (I GST KT POEDJA) Gubernur Sunda Kecil.karena blm ada di BALI nama jalan itu.
JALAN PASTIKERTA atau LETJEN I MADE MANGKU PASTIKA ATAU JALAN BALI MANDARA
saya sangat setuju dgn rekan2 yg mengusulkan nama Pahlawan Nasional Mr. IGst Ketut Pudja sebagai nama jalan tol di Bali. Beliau merupakan mantan gubernur Sunda Kecil, anggota PPKI, mantan menteri kehakiman,anggota likuidasi negara Indonesia Timur . mantan ketua badan pemeriksa keuangan dan beliau adalah orang Bali yang pertama yang lulus perguruan tinggi. Beliau juga mengambil alih pemerintahan Jepang ke pemerintahan NKRI dan mengibarkan sangsaka merah putih di kantor gubenur sunda kecil di Singaraja pada tgl 9 oktober 1945.