Gubernur Bali Minta Penanganan Komprehensif Soal Bentrok Pemogan
Denpasar (Metrobali.com)-
Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta semua pihak mengambil langkah komprehensif dan menyelesaikan hingga tuntas kasus bentrokan yang terjadi di Jalan Raya Pemogan, Denpasar, pada Jumat (7/6).
“Kalau akar permasalahan tidak diselesaikan, maka akan bisa balik lagi kasus serupa dan itu perlu komunikasi,” katanya usai menggelar simakrama (temu wicara) dengan masyarakat Bali, di Denpasar, Sabtu.
Sekitar 15 pria bertubuh kekar pada Jumat (7/6) siang dengan membawa pedang merusak sebuah rumah dan toko di Jalan Raya Pemogan, Denpasar, serta menusuk salah satu warga. Mereka melakukan itu diduga karena ingin mencari Lutfi yang telah menusuk rekan mereka di sebuah tempat biliar pada Jumat dini hari.
Penyebab aksi itu bermula dari perselisihan Lutfi di tempat biliar yang mengakibatkan seorang pria bernama Made Susana Yasa (38) menjadi korban penusukan dan harus mendapat perawatan secara intensif di sebuah rumah sakit di Denpasar.
Pastika mengingatkan dari kasus bentrokan yang terjadi, sesungguhnya tidak ada yang diuntungkan karena ada yang luka hingga harus berhadapan dengan hukum. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak bisa berdamai.
“Apa pun yang terjadi, intinya kita harus damai. Saya kira aparat keamanan, kepolisian, sudah mengambil langkah-langkah dan mudah-mudahan bisa segera diselesaikan. Apalagi hari ini ada pertemuan perdamaian,” ujarnya.
Mantan Kapolda Bali itu pun menandaskan setelah penandatanganan kesepakatan damai harus dibarengi dengan upaya-upaya untuk menyegarkan isi kesepakatan.
“Jadi jangan sekali tandatangan kesepakatan dianggap selesai. Harus ada usaha dan langkah nyata setelah kesepakatan itu apa. Misalnya ada pertemuan secara periodik diantara para tokoh dan pemuda.
Menurut dia, masalah bukan begitu saja selesai setelah penandatanganan kesepakatan damai karena keadaan masyarakat dan keamanan dinamis.
“Belum tentu sekarang aman, besok akan aman juga. Damai itu indah, marilah masing-masing mengalah dan kalau ada hal masalah sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik, bukan dengan tangan,” ujarnya.
INT-MB
6 Komentar
satu juta% setuju pak MMP….terbukti sudah pada pilgub kemarin, sudah semua calon setuju pilgub damai, tidak ada sengeketa, tanda tangan piagam semua calon…siap menang dan siap dipilih…(siap kalah tidak ditulis dan dibaca..harap maklum)…makanya masih belum puas sampai diajukan ke MK….diatas saja begitu perilaku calon pejabat tinggi kita, apalagi di bawah….2 tahun sing megae…..kenken ne bise jadi contoh rakyat dibawah…
Sy 100% arg bali tpi klo kelakuan ormas bali kyk gitu aq siaap menghadapinya.. Bikin malu aja, berbadan kekar kok kalah duel…
Mana bali MANDARA nya Kuuuu..pragat kerusuhan gen di gumi baline,Pretime telah hilang..
@ ganaz : Bali Mandara adalah sebuah selogan dan menjadi program . Pelaksanaan program tidak akan tercapai jika ganaz hanya berpangku tangan dan mencari kesalahannya dan kerusuhan terjadi karena ada sebab dan akibat , dimana ada asap pasti ada api , Buat pretima hilang sebagai umat hindu semua mengutuk perbuatan seperti itu, artinya sebagai umat hindu tidak dihargai dengan hilangnya pretima diberbagai tempat….. bahkan sampai sekarang belum terungkap oleh pihak yang berwajib .
Beginilah jadinya bila “Budaya Kekerasan” lebih berkembang ketimbang “Budaya Bali” yang dikagumi dunia, Bila urusan individu disangkut pautkan dengan kelompok maka akan runyam jadinya…. karena semua etnis/agama punya kelompok/organisasi, oleh karena itu arogansi & emosi haruslah di redam, akal sehat dan nurani haruslah dikedepankan, Mari jaga Bali dg Asah, Asih, Asuh, apapun latar belakang kita…
Saya orang bali lama tinggal di kaltim… Saya merasa kehancuran bali di akbibatkan oleh ulah orang bali sendiri yg anarkis songong dan mudah kepancing emosi saya sangat prihatin baliku aset wisata tetapi penduduknya tidak siap secara mental dan pemikirannya . Masih brutal kayak hewan.. Malu saya sama sikap orng bali sendiri.. marilah klo tidak ingin di balap.cerdaskan otakn olah bali
jangan hanya gedein otot bego blagu… klo.nggak .bayak suku yg ada di.bali mau jadi apa penduduk bali… mau kere dadakan?? karena mayoritas bego songong pemalas pula.. Jangan bawa2 suku dan agama itu.akan.berakibat fatal.kita ini minoritas karena tidak ada sangkut pautnya dgn ini… Inget banyak suku di bali jangan taunya jawa aja.. Padahal bukan org jawa yg melakukkan.. Jangan ngelihatin klo bego donk ah…