Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika minta berbagai kalangan tidak memperlakukan imigran ilegal yang kebetulan tertangkap di Pulau Dewata bagai pelaku kriminal atau penjahat.
“Penting sekali ditanamkan hal ini karena semua yang datang itu mempunyai hak dasar yang harus diperhatikan,” katanya di sela-sela membuka workshop internasional di Denpasar, Senin (12/8).

Menurut dia, Bali memang sebagai daerah transit utama imigran ilegal, khususnya bagi mereka yang ingin ke Australia untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

“Setiap orang ‘kan mempunyai hak untuk hidup, bersekolah, kesehatan, pekerjaan dan punya hak untuk diperlakukan sama di muka hukum, tidak boleh ada diskriminasi. Di saat kita kebanjiran orang, itu akan menjadi masalah dan tidak gampang menanganinya. Namun, perlakukan kita pada imigran ilegal jangan sampai memperkosa hak dasar mereka, apalagi memenjarakan seperti pelaku kriminal,” ujarnya.

Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, sudah seyogyanya daerahnya memberikan ruang yang cukup bagi siapapun yang datang karena Bali juga merupakan Pulau Toleransi. Banyak orang datang ke Pulau Dewata akibat kemajuan pembangunan yang menyebabkan seakan negara menjadi tanpa batas dan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

“Piranti lunak dan regulasi yang diperlukan supaya kita tidak kewalahan menerima yang datang secara legal maupun ilegal. Kita tidak bisa menolak mereka, tetapi yang bisa mengatur mereka,” ujarnya pada workhsop keenam “Summer Institute in International Humanitarian Law and Human Rights, Migration and Human Rights” itu.

Sementara itu Direktur Eksekutif Human Rights Resource Centre (HRRC) Marzuki Darusman mengatakan meskipun Bali dijadikan tempat transit utama imigran ilegal sebelum ke Australia, tetap mereka itu bukan pelaku kriminal.

“Mereka harus dihargai dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Perlu diketahui bahwa Bali semakin padat dan fasilitas yang diperlukan untuk itu tidak cukup. Karena itu jangan hanya dibebankan kepada Bali dan semestinya menjadi tanggung jawab nasional sehingga tidak ada kecelakaan dalam penanganan maupun kekeliruan perlakuan kepada mereka,” ucapnya.

Menurut dia, bagaimanapun Bali dan juga Indonesia adalah bagian dari masyarakat internasional yang mestinya melindungi hak asasi manusia.

Di sisi lain, Australia sebagai negara makmur harusnya menyadari juga bahwa merupakan tempat yang akan dituju oleh banyak kalangan yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik.

“Oleh karena itu, kami rasa Australia sebagai daerah tujuan para imigran perlu membuat aturan komprehensif. Jangan sampai ketika menghadapi peristiwa ada kapal pengungsi lalu ramai-ramai merasa gugup dan sulit untuk menghadapi lalu mengambil tindakan yang kurang menghargai dan tidak mengerti nasib imigran,” kata Marzuki. AN-MB