Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong generasi muda turut mengkritisi dan berperan aktif dalam pembangunan di Pulau Dewata supaya dapat berjalan semakin baik.

“Tentunya sebelum mengkritisi, generasi muda harus tahu persis program-program pemerintahan yang sudah berjalan. Saya sedih karena ternyata masih banyak ‘krama’ atau warga Bali yang belum mengetahui, termasuk generasi muda,” katanya saat membuka Lomba Karya Tulis, Karikatur dan Foto Jurnalistik (LKTKFJ) Bali Mandara 2013 di Denpasar, Sabtu (20/7).

Menurut dia, dengan adanya lomba tersebut diharapkan lebih memantapkan sosialisasi program pembangunan di Bali. Lomba sekaligus mengandung nilai strategis guna mengukur tingkat penguasaan dan pemahaman para generasi muda.

“Dengan pemahaman juga mendorong partisipasi aktif generasi muda sebagai tulang punggung dan calon pemimpin dalam pembangunan daerah kita menuju Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera,” ucapnya pada acara yang digelar oleh Biro Humas Pemprov Bali itu.

Mantan Kapolda Bali ini menyadari tanpa adanya kritik dan respons, maka pemerintahan bisa jadi tidak berjalan dengan baik.

Sementara itu, Kepala Biro Humas Provinsi Bali I Ketut Teneng berharap dengan acara LKTKFJ Bali Mandara itu akan lahir calon-calon penulis, kartunis dan fotografer hebat serta berbakat yang mampu mengharumkan Pulau Dewata dalam kancah lebih luas.

“Kami harapkan mampu meneruskan bakat dan kehebatan pendahulunya, seperti kartunis Gus Martin dan Jango Paramarta yang berhasil melanglang buana di lima benua berkat karya-karyanya yang berkualitas tinggi,” katanya.

Pada final lomba ini, masing-masing finalis diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya maupun mendemonstrasikan keahlian membuat kartun di depan Gubernur Bali beserta jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta para juri.

LKTKFJ Bali Mandara, itu telah dibuka pengumpulan karyanya mulai Februari 2013 dan ditutup pada April lalu. Dari seluruh karya yang masuk, tim juri telah berhasil mendapatkan para peraih enam besar yang berhak masuk babak final.

Para peraih juara dan juara harapan diberikan piagam penghargaan, hadiah uang tunai dan kenang-kenangan menarik. Juara I lomba karya tulis tingkat SMA sederajat mendapatkan hadiah maksimal uang tunai Rp3,5 juta, juara I lomba karya tulis tingkat mahasiswa mendapatkan Rp4,5 juta.

Sedangkan juara I lomba foto jurnalistik memperoleh uang tunai Rp4,5 juta dan lomba karikatur untuk juara I saja mendapatkan Rp3 juta.

Nyoman Wiratmaja, salah satu juri lomba karya tulis tingkat SMA mengemukakan, kriteria penilaian yang tak kalah penting adalah orisinalitas yang diteliti “Secara umum apa yang disajikan patut diapresiasi karena walaupun masih SMA sudah bisa mengungkapkan suatu secara ilmiah dan baik. Mereka pun bisa melalukan komparasi dan memotret kelebihan satu tempat dengan tempat lain,” ucapnya.

Akademisi dari Universitas Warmadewa itu berharap kegiatan semacam ini harus mendapat perhatian serius karena seringkali masalah penelitian dianggap menjadi momok bahkan hingga tingkat perguruan tinggi. “Padahal hasil yang mereka bisa dapatkan sangat positif bagi diri sendiri, lembaga dan pemerintah,” kata Wiratmaja. AN-MB