ketut teneng

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak seluruh masyarakat di Pulau Dewata senantiasa menjaga kedamaian dan keamanan Pulau Dewata selama berlangsungnya perayaan Hari Nyepi Saka 1936 yang jatuh pada 31 Maret 2014.

“Perayaan Nyepi oleh umat Hindu di Bali, kami harapkan mampu menyebarkan vibrasi positif ke seluruh penjuru dunia,” kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng mewakili Gubernur Bali, di Denpasar, Rabu (26/3).

Ia mengemukakan, perayaan Nyepi akan didahului oleh rangkaian prosesi seperti “melasti” dan “pengerupukan”. Pengerupukan yang dilaksanakan sehari menjelang Nyepi identik dengan pawai ogoh-ogoh sebagai simbol menetralisir berbagai sifat dan perilaku buruk.

“Gubernur berharap, umat Hindu benar-benar memaknai Pengerupukan sebagai momentum untuk meminimalisisasi unsur-unsur negatif alam (buana agung) maupun manusia (buana alit). Jangan sampai, Pengerupukan justru diwarnai kegiatan-kegiatan yang tak sejalan dengan nilai-nilai spiritual,” ucapnya.

Selain itu, diingatkan supaya seluruh rangkaian prosesi yang terkait dengan Hari Nyepi dapat dilaksanakan dengan semangat menjaga Bali tetap “ajeg” atau kokoh dan santhi (damai).

“Umat Hindu hendaknya dapat melewati pergantian tahun dengan melaksanakan Catur Brata Panyepian atau empat pantangan Nyepi sebagai bagian dari perenungan dan mulat sarira (toleransi),” katanya.

Dengan demikian, ujar Teneng, supaya ke depannya mampu melaksanakan kewajiban masing-masing menuju terwujudnya Bali yang aman, maju, damai dan sejahtara (Bali Mandara).

“Sedangkan bagi warga Bali non-Hindu, kami minta supaya makin memperkokoh semangat toleransi agar kedamaian Bali tetap terpelihara dengan baik,” ucap Teneng. AN-MB