Bintang Puspayoga Inspirasi Siswa

 

Denpasar, (Metrobali.com)

 

SMP Negeri 5 Denpasar (Spenma) menggelar acara spektakuler bertajuk “Strengthen Creativity and Local Wisdom for Denpasar” (Penguatan Kreativitas dan Kearifan Lokal Demi Denpasar Jaya) di Ruang Taksu, Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, Minggu (5/3).

Pada puncak acara diluncurkan tari maskot SMP Negeri 5 Denpasar, yakni “Tari Panca Bayu Jayanthi”, sebuah tarian yang lahir karena terinspirasi dari kehebatan Ibu Bintang Puspayoga sebagai pencetus tarian Maskot Kota Denpasar. Tari ini ditarikan oleh 45 penari dan para penabuh yang merupakan guru, pegawai, dan siswa SMP Negeri 5 Denpasar.

“Tarian ini terinspirasi dari kehebatan Ibu Bintang Puspayoga sebagai pencetus tarian Maskot Kota Denpasar, kami juga bermaksud meninggalkan warisan non-benda berupa tarian Maskot SMP Negeri 5 Denpasar, yaitu Tari Panca Bayu Jayanthi,” kata Kepala SMP Negeri 5 Denpasar, Dr. Putu Eka Juliana Jaya, S.E., M.Si., dalam sambutannya.

Menurutnya, tari maskot SMP Negeri 5 Denpasar, Tari Panca Bayu Jayanthi, telah mendapatkan sertifikat Surat Pencatatan Ciptaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 000450084 tertanggal 23 Februari 2023.

Dijelaskan, penciptaan Tari Panca Bayu Jayanthi berawal dari ide dan impiannya, selaku Kepala SMP Negeri 5 Denpasar agar memiliki warisan kekayaan non-benda yang berasal dari kearifan lokal Bali.

“Tarian ini mencerminkan spirit, semangat, harapan, dan cita-cita luhur bagi kesuksesan semua siswa yang mengenyam pendidikan di SMP Negeri 5 Denpasar. Kami melakukan semua langkah perencanaan yang dianggap perlu demi terwujudnya ide menjadi nyata,” ujar Wawa, sapaan akrab Dr. Putu Eka Juliana Jaya.

Pada acara “Strengthen Creativity and Local Wisdom for Denpasar” ditampilkan berbagai pertunjukan seni dan kreativitas seluruh civitas akademika di SMP Negeri 5 Denpasar. Kreativitas civitas akademika Spenma yang ditampilkan yakni Paduan Suara SMP Negeri 5 Denpasar, Paskibra SMP Negeri 5 Denpasar, atraksi Wushu dari Sasana Wushu Sinar Naga Cao Fuk Miao.

Juga ada tari Kolaborasi SMP PGRI 8 Denpasar, Garapan Musikal Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila, Tari Wonderland Indonesia, Pidato Anti Perundungan oleh siswa kelas VII, Musikalisasi puisi, Dance Kreasi Siswa SMP Negeri 5 Denpasar, dan penampilan band Seven Tone dan Crash Minor.

Sebagai bagian dari Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, pada kegiatan“Strengthen Creativity and Local Wisdom for Denpasar” ini juga diselenggarakan pameran Showcase Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sebelah utara Ruang Taksu.

Terdapat stand-stand pameran dengan tema Kewirausahaan dan Anti Bullying. Stand Kewirausahaan menyediakan berbagai produk yang merupakan hasil belajar siswa kelas 7 berupa stand yang menjual Tipat Cantok, Rujak, Minuman, Jaja Bali Batun Bedil, dan Jaja Begina.

Dalam stand Anti Bullying, dipamerkan berbagai poster dan stiker terkait kampanye anti bullying (perundungan) di sekolah. Sebab, perundungan merupakan salah satu dari 3 dosa besar dalam dunia pendidikan seperti yang disampaikan Menteri Nadiem Makarim. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengungkapkan dunia pendidikan Indonesia sekarang ini mengalami tantangan besar dengan adanya tiga dosa besar. Tiga dosa besar itu meliputi perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

Wawa menjelaskan, di SMP Negeri 5 Denpasar, pihaknya selalu berusaha untuk menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. “Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang bermutu, serta membentuk siswa-siswi kami menjadi generasi yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Oleh karena itu, kami senantiasa berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 5 Denpasar,” kata istri mantan Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya ini.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, diwakili Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana dalam sambutannya saat membuka acara, mengapresiasi kreativitas siswa-siswi SMPN 5 Denpasar yang ditampilkan dalam kegiatan ini. Menurutnya, event ini sekaligus menjadi media pembelajaran inovasi nyata dalam memback-up hasrat generasi muda dalam berkarya, berkreasi, dan berkiprah. Utamanya, dalam melakukan ekspresi seni dan budaya yang dapat memperkaya aset atau warisan tak-benda Kota Denpasar.

Ia mengatakan, dunia pendidikan terdampak imbas sangat besar di masa pendemi ini. Pembelajaran online yang berlangsung sangat lama, memberikan efek dan dampak psikologis bagi anak-anak. Salah satunya kurang berkembangnya kepercayaan diri dalam berkreativitas, terutama dalam bidang ekspresi seni budaya dan kearifan lokal.

Dikatakan, pemerintah menerapkan implementasi Kurikulum Merdeka, yang memberikan keleluasaan kepada para siswa untuk berkreativitas sesuai dengan minat dan bakatnya. “Mengambil dari spirit kurikulum tersebut terutama yang terkait dengan aspek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), kegiatan ini diharapkan turut serta dalam menguatkan upaya peningkatan pencapaian kompetensi dan karakternya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ujarnya.ad

Ket foto: Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana membuka acara Spenma Creativity didampingi Kepala SMPN 5 Denpasar Dr. Putu Eka Juliana Jaya, SE., M.Si (paling kanan)/May. (RED-MB)