Foto: Suasana Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja pada Jumat, 27 Desember 2024.

Buleleng (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja yang bernaung di bawah Yayasan Ratyni Gorda merayakan Dies Natalis ke-29 dengan tema penuh makna, “Together in Innovation, Shine for Future”. Perayaan ini berlangsung meriah pada Jumat, 27 Desember 2024, bertempat di Lapangan Kampus STIE Satya Dharma Singaraja.

Dalam spirit kolaborasi dan inovasi, acara yang juga bertepatan dengan Gorda Seva ini menghadirkan beragam kegiatan menarik yang menginspirasi, termasuk peluncuran produk beras sehat YRG yang menjadi komitmen kampus untuk mendukung program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat. Selain itu, lomba parade berkebaya turut menambah keseruan acara.

Gorda Seva adalah program pelayanan paripurna setiap tanggal 27 yang telah dijalankan sejak tahun 2008. Tanggal 27 merupakan tanggal istimewa peringatan terhadap tokoh pendidikan Bali dan pendiri Perdiknas almarhum Prof I Gusti Ngurah Gorda yang lahir tanggal 27 Desember.

Kadek Tirta Yasa selaku Ketua Panitia Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja dan sekaligus Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Satya Dharma Singaraja mengatakan, tema Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja kali ini adalah “Together in Innovation, Shine for Future”.

“Melalui tema ini STIE Satya Dharma Singaraja ingin bagaimana melalui inovasi bisa menuju masa depan yang gemilang,” kata Tirtayasa.

Di dalam momentum Dies Natalis kali ini STIE Satya Dharma Singaraja berhasil menggarap tarian yang diberi nama Tunjung Dharma. Tarian ini mengangkat kisah teratai yang bisa beradaptasi dimanapun berada, namun tetap mempertahankan keindahannya.

Acara turut dimeriahkan dengan lomba parade berkebaya yang menghadiri peserta dari tingkat SMA/ SMK, Universitas dan umum. Hadiah lomba disupport oleh Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bali.

Yang tidak kalah penting adalah launching beras sehat YRG. Melalui launching beras organik ini diharapkan bisa mewujudkan ketahanan pangan dan mencapai SDGs pada tahun 2030.

Ketua STIE Satya Dharma Singaraja, Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, S.E.,M.M., mengatakan, Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja kali ini bertepatan dengan Gorda Seva, dimana setiap tanggal 27 Desember dirayakan di STIE Satya Dharma Singaraja. Tema yang diusung dalam Dies Natalis kali ini adalah “Together in Innovation, Shine for Future”.

“Tema ini diambil untuk menekankan komitmen untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam menciptakan lingkungan akademik yang dinamis dan produktif,” ujar Juli Nuryani.

Sementara dalam perayaan Gorda Seva kali ini dihadiri oleh pihak Yayasan Ratyni Gorda dan beberapa tamu undangan, termasuk dinas dan instansi terkait yang sudah menjalin MoU dengan Kampus STIE Satya Dharma Singaraja.

Kegiatan juga diisi dengan Gebyar UMK Kewirausahaan STIE Satya Dharma Singaraja yang berada dibawah naungan inkubasi bisnis STIE Satya Dharma. Dalam hal ini pihak kampus ingin memberikan kolaborasi dan inovasi terkait dengan beberapa kerjasama seperti HIPPI, IWAPI, Rotary Club of Bali Bersinar serta beberapa instansi perguruan tinggi.

Juli Nuryani mengungkapkan, inovasi yang sudah dilakukan oleh STIE Satya Dharma Singaraja selama ini adalah dengan membuka kelas perempuan penyintas yang sudah diresmikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PPPA pada tanggal 2 Oktober 2024.

“Ini akan menjadi program unggulan STIE Satya Dharma Singaraja, dimana output dari program ini adalah menjadikan mahasiswa sebagai seorang ecopreneur. Jadi tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga peduli terhadap lingkungan,” katanya.

 

Bendahara Yayasan Ratyni Gorda, Dr. Gung Tini Gorda, menyampaikan bahwa melalui momen Dies Natalis ke-29 dan Gorda Seva, STIE Satya Dharma Singaraja berupaya memberikan jawaban terkait isu ketahanan pangan. Konsep ketahanan pangan itu sendiri, menurutnya, harus bersumber dari lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi.

“Ketahanan pangan perlu diwujudkan melalui peran aktif perguruan tinggi. Dan itu menjadi salah satu komitmen kami di STIE Satya Dharma Singaraja,” katanya.

Lebih lanjut Gung Tini Gorda mengatakan, pengabdian masyarakat, Tri Dharmanya harus membina salah satu desa untuk membuktikan kita mampu untuk bisa menghidupi diri kita sendiri agar kedepannya bisa menjawab Indonesia Emas 2045.

Gung Tini Gorda juga menyoroti konsep Eco Campus STIE Satya Dharma Singaraja sebagai implementasi dari nilai-nilai Tri Hita Karana. Menurutnya, tantangan utama pada tahun 2030 adalah bagaimana mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) secara optimal. Ia berharap kolaborasi pentahelix dapat terus terjalin untuk mendukung pencapaian SDGs pada 2030, sehingga pada 2045 Indonesia dapat diisi oleh generasi emas yang berkarakter. Ia menambahkan bahwa pendidikan, kesehatan, dan ekonomi adalah fondasi utama untuk mencapai SDGs tersebut.

Selain itu, Gung Tini Gorda menjelaskan bahwa acara kali ini juga ditandai dengan peluncuran beras sehat YRG. Dalam konteks agama Hindu, ia menjelaskan bahwa beras melambangkan Dewi Laksmi, simbol kekuatan yang dapat menyelamatkan bumi.

Peluncuran beras sehat ini juga sejalan dengan tujuh area fokus dari Rotary Club of Bali Bersinar. Kemudian hasil binaan di Desa Nagasepaha terkait beras sehat dari pemupukan organik diharapkan menjadi suatu brand dari STIE Satya Dharma Singaraja terkait tentang ketahanan pangan.

Gung Tini Gorda menekankan bahwa konsep yang out of the box pastinya memiliki banyak tantangan. Namun, ia optimistis bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah dan akademisi, upaya tersebut dapat berjalan dengan baik, terlebih karena sudah didukung oleh berbagai komunitas masyarakat.

Gung Tini Gorda juga berharap agar Pusat Studi Undiknas (PSU) dapat membuat kajian terkait ketahanan pangan, sehingga dapat mendukung program presiden mengenai penyediaan makanan bergizi gratis. “Kami juga mendorong masyarakat lokal harus mengambil peran utama dalam program ini, sehingga tidak diserahkan kepada pihak luar,” harapnya.

Oleh karena itu Gung Tini Gorda mendorong pemerintah daerah untuk lebih berani meyakinkan kepala daerahnya untuk mengambil program makan bergizi gratis tersebut sehingga ada perputaran ekonomi di masyarakat lokal.

Eksistensi dan kontribusi STIE Satya Dharma Singaraja memajukan dunia pendidikan dan mencetak SDM unggul di Bali khususnya di Buleleng serta dengan berbagai inovasi yang dilahirkan diapresiasi Pemerintah Kabupaten Buleleng. Kadek Dami, Perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja.

Diharapkan kolaborasi yang telah terjalin saat ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. Dengan demikian, harapan untuk menciptakan ruang bersama demi kemajuan Indonesia dapat segera terwujud, dan Kabupaten Buleleng dapat menjadi role model dalam hal ini.

Sementara itu, Made Suryawan perwakilan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng juga menyampaikan apresiasi terhadap peluncuran beras sehat YRG. Langkah ini dinilai sebagai bagian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan melalui perbaikan gizi bagi generasi penerus. diharapkan produk beras sehat organik ini dapat terus dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh I Ketut Witama perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Buleleng. Dikatakan terwujudnya produk beras sehat YRG tidak terlepas dari kemandirian dan komitmen masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan, terutama dalam menangani masalah sampah plastik.

Perwakilan DLHK juga berharap, melalui momentum Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja, semua pihak dapat bersinergi untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan asri, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan.

Sementara itu, DGN Wayan Tur Adnyana dari Rotary District 3420 menyampaikan harapannya agar melalui Dies Natalis ke-29, STIE Satya Dharma Singaraja dapat terus berinovasi dan melahirkan produk-produk unggulan. Ia juga memberikan apresiasi atas peluncuran beras sehat YRG.

“Produk beras sehat ini kami harapkan dapat membantu masyarakat, terutama dari sisi ekonomi,” harapnya.

Wayan Tur Adnyana menambahkan bahwa STIE Satya Dharma Singaraja dapat berkolaborasi dengan masyarakat sekitar untuk mengembangkan penanaman beras organik tersebut.

Rotary Distric 3420 juga menyampaikan terima kasih kepada STIE Satya Dharma Singaraja atas dukungannya terhadap program pemberian dana motivasi kepada 11 mahasiswa warga binaan Lapas Kelas II A Kerobokan, Denpasar, yang saat ini sedang menempuh studi di STIE Satya Dharma Singaraja. Distrik 3420 berperan sebagai penyandang dana dalam program tersebut.

Doa dan harapan disampaikan oleh para mahasiswa dan dosen STIE Satya Dharma Singaraja. Dosen Akuntansi di STIE Satya Dharma Singaraja, Gede Widiastina, berharap dengan program beras sehat yang diluncurkan serangkaian Dies Natalis Ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja bisa mewujudkan gerakan Indonesia Emas tahun 2045.

“Selain itu STIE Satya Dharma Singaraja semakin jaya dan besar, makin dikenal dan bahkan menjadi pusat pendidikan ekonomi di Singaraja,” harap Widiastina.

Hal senada juga disampaikan oleh Ni Luh Putu Eka selaku Kepala Progam Studi Manajemen STIE Satya Dharma Singaraja. Dia optimis produk beras sehat YRG ini bisa mendukung program pemerintah yakni makan bergizi gratis.

Mahasiswa STIE Satya Dharma Singaraja, I Ketut Sugiantara dan Dewi, mendoakan agar Kampus STIE Satya Dharma Singaraja semakin maju,  semakin berkembang dan semakin dikenal dikalangan anak muda.

Kegiatan lomba parade berkebaya yang menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-29 STIE Satya Dharma Singaraja mendapatkan apresiasi dari mahasiswa perguruan tinggi lain yang turut memeriahkan acara tersebut.

Mereka memuji STIE Satya Dharma Singaraja sebagai kampus yang luar biasa karena mampu menghadirkan pageant yang tentunya menambah keseruan acara. Mereka juga berharap agar STIE Satya Dharma Singaraja semakin bersih dan mendukung lingkungan yang asri, sejalan dengan gerakan Eco Campus yang diusung oleh kampus tersebut.

Di usia ke 29 tahun, STIE Satya Dharma Singaraja terus menghadirkan inspirasi dengan berbagai inovasi dan juga terus mengobarkan semangat dari alharmu Prof Gorda untuk terus mengabdi membangun dan memajukan kualitas pendidikan di Pulau Dewata Bali. (wid)