Badung (Metrobali.com)

 

Lewati masa kurun 50 tahun buat sebuah group band memang luar biasa, merekat kebersamaan dan eksis bersama, God bless memang tidak cuma sekedar cerita, group rock paling cadas di tanah air ini bahkan menjadi sebuah fenomena bagaimana tetap eksis berkarya serta piawai merawat suatu jalinan rasa. God Bless mencapai usia setengah abad dan terlanjur melekat di hati para penggemarnya.

“Kami bahkan mempersiapkan momentum perayaan panjang berkarya selama setengah abad ini dengan tema ‘Anthology 50th Anniversary’ sejak setahun lalu dengan berbagai rangkaian seperti penggarapan album emas oleh arranger Tohpati Ario bersama Kelompok ISI Yogyakarta dengan sentuhan sebuah orchestra dengan megah hingga tampil live di gedung Istora Senayan Jakarta pada 10 November 2023 nanti,” kata Hendra Lie, pemilik Mata Elang Production, Sang Produser eksekutif yang juga Manajer God Bless sejak awal.

Hendra bahkan bercerita mengenang pertama kali di tahun 1975 saat God Bless manggung di Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta yang membludak dihadiri sekitar 10 ribuan penonton kala itu, “Begitu pula pentas di Istora Senayan 10 November 2023 nanti, diharapkan band pujaan ini masih menjadi magnet yang memikat penggemarnya,” tambah Hendra.

Dirinya boleh berbangga menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah yang turut mengawal eksistensi group rock paling garang seantero Nusantara ini meskipun beberapa kali didera cobaan dan prahara kehidupan. Silih berganti personil band keluar masuk sejak berdirinya pada 5 Mei 1973 God Bless juga pernah dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).

“Saling memahami dan menghargai satu sama lain merupakan kunci dari semangat kebersamaan kami,” terang Iyek.

Dengan komitmen tersebut terbukti menjadi suatu pilar yang terus berkobar sehingga tak pernah memadamkan kreativitas mereka untuk terus berkarya hingga akhirnya menginspirasi generasi sesudahnya.

Bahkan Museum dan Cagar Budaya Nasional Kemendikbud ristek RI memberikan dukungan penuh dalam rangkaian torehan tinta emas ‘Anthology 50th Anniversary’ God Bless tersebut. Hal ini menunjukkan apresiasi dan kepedulian dari pemerintah terhadap pelaku seni yang telah berkontribusi besar bagi sejarah musik Indonesia sehingga layak dianggap sebagai asset negara.

“Latihan take vocal dan berolahraga intensitas semakin ditingkatkan demi menjaga kebugaran prima saat jelang pentas
di Istora Senayan Jakarta pada 10 November 2023 nanti,” ujar Ahmad Albar, Pentolan God Bless yang kerap disapa ‘Iyek’.

Vocalis nyentrik berambut kribo ini memang diakui masih memiliki determinasi kemampuan suara begitu mumpuni, apalagi ketika membawakan tembang balada yang syahdu seperti ‘Syair Kehidupan’ dan ‘Panggung Sandiwara’. Masih kentara warna vokal dan alunan cengkok suara beratnya yang tak berubah. Tak heran jika dirinya pernah masuk ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa versi majalah RollingStone Indonesia.

Tak hanya itu, sebuah tayangan video klip dengan latar keindahan panorama pantai Bali juga dipersiapkan lewat tangan dingin sutradara dan sineas muda asal Bali, Erick Est, yang menggandeng Ezekiel Rangga (Tanah Air Project) sebagai technical director menjadi pelengkap portofolio momentum ini jelang digelarnya konser tunggal God Bless di Istora Senayan Jakarta pada 10 November 2023 mendatang.

“Sedikitnya 230 pekerja produksi, 55 pekerja UMKM kuliner, dan 77 pekerja rental dan akomodasi,” tutur Ezekiel Rangga.

Tak sabar rasanya ingin menyaksikan sebuah tontonan apik dan megahnya Tohpati menggarap konser God Bless dengan iringan orkestra ISI Yogyakarta. Band ini memang tak sekedar kondang dan melegenda, tapi menjadi teladan tentang bagaimana menjalin sebuah cerita ‘bersama’. (hd)