PT Garuda Maintenance Facility

Jakarta (Metrobali.com)-

PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia mengincar potensi pasar Rp280 juta dolar AS atau sekitar 30 persen dari potensi pasar yang bisa diserap oleh industri perawatan pesawat (MRO) di Indonesia, sebesar 900 juta dolar AS tahun 2015.

Direktur Utama GMF Richard Budihadianto di sela-sela Konferensi Internasional MRO Penerbangan Indonesia (AMROI) di Jakarta, Selasa, menyebutkan target potensi pasar yang diincar meningkat sekitar 10 persen dari 2014, sebesar 250 juta dolar AS.

“Potensi tahun ini meningkat dari 850 juta dolar AS pada 2014 menjadi 900 juta dolar AS,” ucapnya.

Namun, perawatan pesawat yang baru bisa diserap oleh MRO nasional, masih dikisaran 30 persen, meskipun industri penerbangan nasional tumbuh rata-rata per tahun 15-20 persen.

Pemerintah juga telah memberikan insentif fiskal yang diberikan berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) sebesar Rp400 miliar untuk industri perawatan pesawat (MRO), industri komponen pesawat terbang, industri pesawat terbang dan industri penerbangan.

Namun, menurut Richard, penyerapannya belum maksimal, yakni masih sekitar 10 persen karena terbentur birokrasi yang berbelit-belit di kementerian terkait.

Prosesnya, di antaranya, yakni membuat anggaran komponen atau suku cadang yang dipesan, kemudian melaporkan ke Kementerian Perhubungan uuntuk dicek satu per satu, dari Kemenhub mengajukan usulan ke Kementerian Perindustrian, kemudian ke Kementerian Keuangan.

“Lalu keputusan Menteri Keuangan harus diturunkan menjadi Dirjen Bea Cukai. Itu memakan waktu tujuh sampai sembilan bulan sehingga efektifnya dua sampai tiga bulan,” paparnya.

Terkecuali, lanjut dia, untuk kawasan berikat (bounded zone), prosesnya bisa satu bulan atau paling cepat dua minggu.

“Dan ini bisa membuat ‘inventory’ (daftar barang) mereka baik, jadi mereka tidak boleh kehabisan, jadinya stoknya harus lebih,” ujarnya.

Saat ini di Indonesia terdapat 72 MRO yang terdaftar AMO dan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasioan Pesawat Udara serta 28 MRO di antaranya anggota Asosiasi Perawatan Pesawat Indonesia (IAMSA).

Pada 2014, pasar global bagi industri MRO mencapai 57 miliar dolar AS dan diperkirakan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun, dan pada 2022 Asia-Pasifik diramalkan akan menjadi puast pertumbuhan. AN-MB