Nusa Dua (Metrobali.com)-

Perdana Menteri (PM) Australia, Julia Gillard menegaskan jika Indonesia merupakan mitra strategis Australia dalam bingkai demokrasi. “Indonesia mitra dan teman yang erat. BDF merupakan petunjuk bagi transformasi Indonesia terhadap demokrasi yang dimulai sejak Reformasi 1998,” kata Gillard, saat berpidato di forum Bali Democracy Forum (BDF) ke-V, di Nusa Dua, Bali, Kamis 8 November 2012.

Australia, imbuh Gillard selalu mendorong keterbukaan kepada setiap negara. Gillard mengaku negaranya begitu antusias mendukung transisi demokrasi bagi suatu negara. Hal itu dibuktikan sejak lama, ketika pada tahun 2008 Australia menjadi Co-Chair BDF.  “Ini kesempatan baik untuk memberi dukungan demokrasi dan menyatakan hal itu di kawasan. Indonesia dan Australia merupakan dua negara tetangga yang demokratis,” terang Gillard.

Negara-negara di kawasan Asia, sambung Gillard, berhasil mentransformasi diri menjadi negara demokratis. Hal itu dibuktikan dengan terciptanya toleransi, pembangunan konsensus, egalitarian, melindungi hak minoritas, dan banyak bukti lainnya. “Dengan mata saya sendiri saya melihat hal itu. Australia menyiapkan bantuan praktis sejak tahun 1998. Bantuan itu berupa bantuan moril dan finansial. Sangat senang rasanya ketika pada tahun 1998 saya turun ke desa-desa di Indonesia ikut memantau pemilu yang demokratis di negara ini,” terang dia. “Dan, saya semakin bangga karena Indonesia terus berkembang menjadi negara yang semakin demokratis,” tambah Gillard.

Gillar menegaskan akan terus mendukung kesepakatan-kesepakatan yang diambil dalam forum BDF. “Aspirasi yang berkembang perlu kita dukung di BDF. Pertama, menurut saya, mendukung pelaksaan pemilu. Australia mendanai laporan terkini soal laporan pemilu di seluruh dunia. Partisipasi politik harus ada dalam siklus poilitik. Melalui pendanaan di Timor Leste, Afganistan, Indonesia dan lainnya untuk menjamin keberhasilan demokrasi. Kami juga memberi pelatihan bagi akademisi, LSM dan stakeholder lainnya di banyak negara,” tutur Giilard.

Indonesia, papar Gillard, mengembangkan demokrasinya berbasis pada kebudayaan yang dimilikinya. “Ini penting untuk demokrasi dan HAM. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, demokrasi adalah cara terbaik untuk mencapai pembangunan dan perdamaian, rule of law, memajukan kesejahteraan ekonomi dan sosial, tidak saja hanya untuk Indonesia, tetapi seluruh negara penganut demokrasi,” katanya.

Kendati begitu, Gillard mengatakan berdemokrasi membutuhkan proses yang panjang. Australia saja, terang Gillard, membutuhkan waktu puluhan untuk menciptakan demokrasi yang baik. “Kita memiliki tempo demokrasi. Kita butuh waktu dalam berdemokrasi. Australia butuh puluhan tahun. Pengalaman Australia bekerjasama di kawasan ini merupakan pengalaman yang kaya bagi kami,” tegas Gillard. BOB-MB