Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendera Putra (Amatra) bersama para nelayan Tanjung Benoa di sela-sela menyerahkan bantuan KJA (Keramba Jaring Apung) senilai total Rp 600 juta kepada dua kelompok nelayan di Tanjung Benoa.

Badung (Metrobali.com)-

Untuk tetap menggerakkan perekonomian di masa pandemi Covid-19 dan di tengah terpuruknya pariwisata Bali, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendera Putra (Amatra) memberdayakan kelompok nelayan pariwisata di Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung untuk menjadi nelayan plus.

Artinya tetap menjadi nelayan pariwisata tapi juga sambil menjadi nelayan budidaya mengingat besarnya potensi kawasan pesisir Tanjung Benoa untuk menjadi tempat budidaya hasil perikanan dan kelautan seperti kerapu hingga lobster.

Untuk itulah,wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini memberikan bantuan KJA (Keramba Jaring Apung) senilai total Rp 600 juta kepada dua kelompok nelayan di Tanjung Benoa. Yakni Kelompok Nelayan Segara Ening dan Kelompok Nelayan Segara Hyu. Bantuan diserahkan Rabu (1/9/2021) disaksikan pula Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya.

“Kegiatan yang kita laksanakan disini bersama Jro Bendesa dalam upaya memberikan keterampilan plus. Jadi mereka jadi nelayan pariwisata plus, plusnya nelayan melaksanakan budidaya,” terang Gus Adhi.

Anggota DPR RI dua periode ini mengungkapkan potensi budidaya hasil perikanan di Tanjung Benoa sangat besar. Sebab hampir 70 persen wilayah Tanjung Benoa adalah pesisir yang artinya wilayah ini dikelilingi perairan. Di sisi utara Pelabuhan Benoa, sisi timur sebagai kawasan wisata bahari, dan sisi barat adalah Teluk Benoa.

“Kawasan Tanjung Benoa ini adalah perairan dan sebagian besar warganya bergerak di sektor pariwisata, ada nelayan pariwisata. Jadi ada peluang yang sangat besar terbuka di hadapan kita di Tanjung Benoa, khususnya budidaya kerapu maupun lobster,” kata Anggota Komisi II DPR RI ini.

Namun saat pandemi Covid-19 saat ini dimana krisis kesehatan dan krisis ekonomi melanda, warga di Tanjung Benoa ikut terdampak. Warga yang sebelumnya menggantungkan kehidupannya di sektor pariwisata, kini hanya bisa pasrah menerima kondisi yang terjadi sekarang.

“Oleh sebab itu, kami berusaha melaksanakan amanah yang diberikan oleh Bendesa Tanjung Benoa bagaimana kita gerakkan ekonomi di masa pandemi,” ujar wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Menurut politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini untuk menggerakkan ekonomi itu dirinya memberikan bantuan KJA (Keramba Jaring Apung) senilai total Rp 600 juta kepada dua kelompok nelayan di Tanjung Benoa. “Harapan kami bantuan ini menjadi penggerak ekonomi bagi nelayan pariwisata untuk berbudidaya perikanan,” tutur Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

Dengan potensi bahari yang besar itu, Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali ini menginginkan para kelompok nelayan dapat memanfaatkan KJA dengan budidaya perikanan lobster, kerapu, dan kepiting. “Nantinya nelayan pariwisata tak hanya menerima dolar dari turis asing tapi dia bisa menerima dolar dari hasil budidaya yang dilakukan karena peluangnya sangat terbuka,” harapnya yang dalam kesempatan penyerahan bantuan KJA ini Gus Adhi juga memberikan bantuan sembako kepada kelompok nelayan di Tanjung Benoa.

Sementara itu, Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya, menyampaikan terima kasih kepada Gus Adhi atas perjuangannya di pusat untuk membantu kelompok nelayan di wilayahnya.  Menurut Wijaya, bantuan KJA dengan budidaya perikanan ini sangat membantu warganya terutama para nelayan yang saat ini kondisinya sangat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

“Kami sangat apresiasi bantuan Gus Adhi, saya selaku bendesa mengucapkan terima kasih karena telah membantu warga kami masyarakat Tanjung Benoa,” kata pria yang lebih akrab disapa Yonda ini.

Dengan bantuan dari Gus Adhi itu, Yonda yang juga Anggota DPRD Kabupaten Badung ini berharap masyarakat khususnya nelayan tidak hanya terkonsentrasi di sektor pariwisata namun juga di sektor yang lain contohnya budidaya perikanan. Sehingga hal ini akan merubah paradigma bahwa hidup di pesisir berdampingan dengan perikanan harus juga punya pemikiran untuk membudidayakan segala potensi kelautan dan perikanan.

Yonda tak menampik bahwa 75 persen wilayah Tanjung Benoa adalah perairan. Oleh sebab itu, Yonda berharap kelompok nelayan yang telah memperoleh bantuan dari Gus Adhi agar dapat memanfaatkannya dengan baik.

“Konsep bantuan dari Gus Adhi inilah yang akan kami terapkan, karena berada di wilayah pesisir alangkah baiknya dimanfaatkan dengan budidaya perikanan dan tidak hanya bertumpu pada satu sektor saja,” pungkasnya. (wid)