Yogyakarta, (Metrobali.com) –

Gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,4 mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada Minggu dengan pusat gempa berada di laut pada jarak 226 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta Agus Riyanto melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Minggu, mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 15.39 WIB itu dari kedalaman 16 kilometer (km) di dalam laut dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,81 LS dan 109,64 BT.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia,” kata Agus.

Dia menjelaskan guncangan gempa bumi ini dirasakan di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman dengan kekuatan II-III MMI.

Hasil analisis mekanisme sumber, kata dia, menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar oblique turun (oblique-normal fault).

“Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” kata dia.

Selain itu, berdasarkan hasil pemodelan, kata Agus, menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Ia menambahkan berdasarkan hasil monitoring BMKG pada Minggu, hingga pukul 15.59 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” kata dia. (Antara)