fb_img_1474458714213

Klungkung ( Metrobali.com )-

Gempa bumi berkekuatan 8,6 sekala richter menghancurkan ratusan bangunan rumah dan fasilitas umum di tiga desa yang ada di pesisir pantai Klungkung, Rabu (21/9), puluhan meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka-luka. Tiga puluh menit kemudian Disusul dengan datangnya sunami setelah gempa bumi terjadi, yakni pukul 10.00 Wita. BPBD Provinsi Bali meneruskan informasi BMKG kepada BPBD Klungkung meningkatkan status menjadi siaga. BPBD kemudian segera mengevakuasi masyarakat yang ada di pinggiran pantai ke titik kumpul.

Laporan hasil asesment tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Klungkung, akibat bencana gempa bumi dan sunami di Kabupaten Klungkung, desa paling parah Desa Jumpai dengan jumlah pengusi mencapai 1500 orang, korban meninggal 25 orang, luka berat 225 orang dan luka ringan mencapai 500 orang, ratusan rumah rusak rumah dan ringan. Serta seluruh fasilitas umum tidak bisa difungsikan. Kemudian Desa Tangkas dengan jumlah pengungsi 1.700 orang, korban meninggal 20 orang, luka berat 125, luka ringan 300 orang, ratusan rumah rusak berat dan ringan. Begitu juga dengan Desa Gelgel yang meninggal 35 orang, luka berat 250 orang, luka ringan 350 orang dan jumlah pengungsi mencapai 1200 orang. Korban meninggal dan luka  dibawa ke posko terdekat dan ke rumah sakit Sanglah.

Gempa bumi dan sunami tersebut hanyalah simulasi dalam apel siaga bencana 2016 yang dilakukan BPBD Klungkung, TNI, Kepolisian, berssama sejumlah pihak termasuk pelajar di lapangan gedung olahraga Swecapura Rabu (21/9). Sejumlah peralatan pendukung siaga bencana dari BPD Klungkung dan Provinsi Bali dikerahkan.

Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, secara umum risiko sunami ada di pantai selatan. Kabupaten Klungkung sebagian wilayahnya menghadap ke pantai selatan, sehingga risiko tersapu gelombang sunami sangat besar. ”Untuk mengurangi risiko sunami dilakukan latihan gladi penanggulangan bencana ini. Dengan maksud, untuk menguji dan melatih kesiap siagaan segenap jajaran di Klungkung,’”jelasnya.

Potensi gempa dan sunami di Bali, karena sumber gempa bumi yang mendatangkan gelombang sunami itu ada di selatan  Bali yang merupakan zona pertemuan antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Disitulah kemungkinan terjadinya gempa bumi kuat berpotensi sunami.

Dalam kesempatan itu Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan bahwa Kabupaten Klungkung rentan dari musibah dan bencana, mulai dari tsunami, gelombang ekstrim dan abrasi, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, kekeringan hingga cuaca ekstrim. Karena itu dia mengajak untuk senantiasa waspada dan menjaga serta memelihara alam dengan sebaik baiknya.  “Semoga simulasi apapun yang kita dilakukan hari ini tidak akan pernah terjadi, namun kita tetap harus siaga,” ujarnya.

Indra menambahkan, Nusa Penida yang posisi geografisnya ada di selatan Pulau Bali menjadi pulau yang paling pertama berhadapan dengan datangnya gelombang sunami. Jadi Nusa Penida inilah paling pertama akan menghadapi gelombang sunami. Karena itu perlu ada penanganan khusus dan BPBD Provinsi Bali sudah membantu dengan peta jalur evakuasi di Nusa Penida. SUS-MB