Bali diguncang gempa berkekuatan magnitudo 4,8 saat dini hari pukul 04.18 WITA.

Pusat gempa terjadi di darat, tepatnya Barat Laut Karangasem yang juga berdampak paling parah di Bangli. Bahkan tiga desa di Bangli terisolasi akibat gempa, yaitu Desa Trunyan, Abangsongan, dan Batudinding. Kemudian di Karangasem sebagai pusat gempa, sampai saat ini masih melakukan penelusuran korban yang tertimpa reruntuhan bangunan dan memantau nominal kerusakan.

 

Bangunan yang rusak parah akibat gempa di Dusun Daye, Desa Ban (Foto: EPBPP)

 

Berdasarkan hasil analisis yang disampaikan BPBD Provinsi Bali (17/10), sampai saat ini untuk kawasan Bangli terdapat 2 orang meninggal dunia, 8 orang luka-luka, 19 orang mengungsi, 47 rumah rusak, dan 39 fasilitas umum rusak. Kemudian di Karangasem, terdapat satu orang meninggal dunia, 75 luka, dan 645 bangunan mengalami kerusakan.

 

Merespon gempa ini, IDEP Foundation langsung melakukan rapid assessment ke pusat gempa. “Hari ini kami langsung mengunjungi Dusun Daye, Desa Ban karena disana pusat gempanya,” ungkap Lingga dari IDEP.

 

IDEP mewawancarai beberapa warga terdampak gempa

 

Berdasarkan rapid assessment yang dilakukan IDEP pada 17 Oktober 2021 di Dusun Daye, Desa Ban, terdapat 135 KK yang terdampak, 57 bangunan rusak berat, 30 bangunan rusak ringan, dan beberapa akses jalan rusak. Lokasi pun sangat rawan terjadi longsor, sehingga warga diharapkan dapat mengungsi ke tempat yang lebih aman.

 

Banyaknya rumah yang rusak parah terjadi karena struktur bangunan yang masih tidak baik dan letak pemukiman yang berada di tebing-tebing yang rawan longsor. Selain itu, informasi terkait mitigasi bencana masih sangat minim.

 

Selain itu, pendistribusian informasi juga masih kurang, karena keterbatasan jaringan. Keterbatasan ini nantinya akan mempersulit penyaluran informasi jika ada gempa susulan atau bencana lainnya. Sampai saat ini jaringan radio masih bisa dimanfaatkan walaupun terbatas.

 

Hunian sementara yang masih terbuka

 

Untuk saat ini bantuan yang sudah diterima warga terdampak, diantaranya sembako namun masih terbatas, alas tidur, dan kebutuhan medis yang bisa diperoleh melalui Puskesmas Desa Ban. Namun ada beberapa bantuan yang masih diperlukan, yaitu areal sanitasi karena beberapa telah hancur akibat gempa, selimut karena kondisi hunian sementara yang masih terbuka, dan hunian sementara yang lebih aman.

 

Toilet sementara bagi warga terdampak

 

Selain melakukan assessment, IDEP juga mendistribusikan beberapa bantuan berdasarkan kebutuhan pengungsi yang disampaikan oleh mitra lokal IDEP yaitu East Bali Poverty Project (EPBPP) . “Untuk saat ini, kami baru mendistribusikan beberapa tikar, terpal, obat-obatan, masker, dan sembako,” tambah Lingga.

 

Distribusi bantuan pertama untuk warga terdampak di Desa Ban

 

Setelah rapid assessment ini, IDEP akan melakukan beberapa upaya berdasarkan kebutuhan warga terdampak. Langkah selanjutnya yaitu membangun sanitasi darurat, membangun tempat pengungsian yang aman, serta mendistribusikan perlengkapan sanitasi dan sembako.

Sumber : IDEP