Buleleng, (Metrobali.com)

Ditengah,-tengah kesibukan masyarakat, tiba-tiba saja terjadi gempa bumi tektonik di wilayah Buleleng Barat pada Senin 15 Juli 2024 sekitar Pukul 13.29 Wita. Tak pelak atas peristiwa ini, sejumlah warga di Kecamatan Seririt berhamburan keluar dari rumah. Mengingat warga setempat trauma akan gempa bumi yang meluluh lantakan Seririt pada 14 Juli 1976 lalu.

Berdasarkan keterangan Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, SE., S.Si menyebutkan, Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

“Berdasarkan hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=3,7. Episenter terletak pada koordinat 8,15° LS; 114,86° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 25 km baratdaya Buleleng, Bali pada kedalaman 12 km,” terangnya.

Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Seririt II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, meski demikian belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

“Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelas Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar dalam releasenya.

Sejumlah warga di Kelurahan Seririt dan di Desa Pengastulan juga merasa was-was, terlebih lagi sekitar pukul 14.18 wita terjadi gempa susulan.

“Agak kaget juga, pas lagi asik nonton ada goyangan sedikit, kirain kepala pusing. Namun setelah saya lihat lampu bergoyang, ternyata benar ada gempa,” ujar Sugaradana warga Seririt.

Sementara, Plh Perbekel Desa Pengastulan Muhammad Ali saat dikonfirmasi mengakui warga berhamburan keluar dari dalam rumah pada guncangan pertama, apalagi kemudian disusul dengan guncangan kedua membuat beberapa warga trauma.

“Tidak ada kerusakan yang signifikan akibat yang ditimbulkan berupa getaran, gesekan genteng rumah yang berbunyi, lampu bergoyang, masyarakat tanggap dengan mencari perlindungan di tempat aman, situasi sudah kembali normal masyarakat kembali beraktifitas sebagaimana biasa,” tandas Ali.

BPBD Kabupaten Buleleng pasca gempa tersebut juga melakukan pemantauan di beberapa lokasi, namun demikian belum ditemukan adanya kerusakan bangunan maupun benda-benda lain,

“Untuk info gempa sesuai pantauan Pusdalops BPBD belum ada laporan dampak kerusakan dari gempa yang terjadi,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi. GS