Buleleng, (Metrobali.com)-

Indonesia Woodball Association (IWbA) Kabupaten Buleleng terus mengupayakan pembibitan atlet dan pembinaan atlet usia dini. Kali ini IWbA Buleleng kembali melaksanakan Kejuaraan Woodball Se- Kabupaten Buleleng, di Lapangan Padat Karya, Kelurahan Sukasada, Buleleng Minggu (10/12).

Sebanyak 59 atlet usia dini mulai dari jenjang SD/SMP/SMA/SMK dan Kategori Umum pun turut ambil bagian di kejuaraan yang rutin dilaksanakan setiap setahun sekali.

Ketua IWbA Buleleng, Sang Made Fernanda Iragraha, Minggu (10/12) menjelaskan Kejuaraan Woodball kali keenam ini untuk mencari para atlet berbakat untuk dapat dibina sehingga dapat menjadi atlet yang akan mengharumkan Kabupaten Buleleng pada masa mendatang. Sebagai Cabor Pemegang Juara Umum pada Porprov Bali tahun 2022 sudah sepantasnya pembibitan dan pembinaan usia dini harus dilakukan. “Kita terus memberikan ruang kepada para atlet usia dini yang ada di Buleleng. Karena kita akui, potensi Buleleng saat ini sangat luar biasa. Melalui ini juga kita bisa menjaring potensi – potensi atlet pemula untuk dibina,” terang Fernanda.

Fernanda juga menerangkan IWbA Buleleng kini terus berkomitmen melanjutkan agenda serupa secara berkesinambungan dengan meningkatkan kualitas dan sasaran kejuaraan. Apalagi saat ini IWbA sudah didukung sarana dan prasarana yang memadai.

“Ini adalah salah satu momen yang tepat, kita sudah mengambil langkah dengan melaksanakan kejuaraan, selanjutnya kita akan laksanakan secara berkesinambungan. Sasaran diperluas tidak hanya di tingkat Kabupaten bahkan tingkat Nasional,” tegasnya.

Kejuaraan Woodball keenam kali ini pun tidak hanya sebatas mencari juara. Bagaimana ke depan para atlet muda dari berbagai wilayah di Kabupaten Buleleng bisa memiliki jiwa militan, karakter, mental, dan daya juang di event – event yang akan diikuti nantinya.

“Ajang kejuaraan tak hanya menjadi wadah dalam memantau potensi atlet, namun juga sebagai wadah silaturahmi, sehingga sportivitas dalam setiap perlombaan harus dijunjung tinggi. Jangan hanya karena ingin menang kita melupakan kekeluargaan dan kejujuran. Itu yang kita terapkan di Woodball,” tutup Fernanda. GS