Gelar Karya Ngenteg Linggih Tanpa Memungut Urunan Krama Tinggi, Gairah “Mapunia” Krama Banjar Bingin Kusamba
Klungkung, (Metrobali.com)
Upacara ngenteg linggih kerap kali identik dengan biaya besar dan memungut urunan pangempon atau krama. Namun, krama Banjar Bingin Desa Adat Kusamba, Dawan, Klungkung melaksanakan Karya Ngenteg Linggih lan Mupuk Padagingan di Pura Pujut Gempel Banjar Bingin tanpa memungut urunan dari krama. Biaya upacara yang diperkirakan hingga Rp 500 juta sepenuhnya berasal dari punia krama.
Puncak karya dilaksanakan pada Anggarakasih Medangsia, Selasa, 22 Agustus 2023 mendatang. Namun, Rabu, 16 Agustus 22023 dilaksanakan upacara mlaspas, masupati pralingga dan mupuk padagingan. Upacara yang mengambil tingkatan nyatur rebah ini di-puput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Manu Singaraga dari Gria Taman Giri Sangkan Gunung dan Ida Pedanda Gede Putra Datah dari Gria Adi Buda Keling.
Kelian Banjar Bingin, I Nyoman Surasta menjelaskan proses pemugaran sudah dimulai tahun 2021 yang diawali dengan pemugaran pawaregan (dapur banjar). Pemugaran tahap pertama ini didukung dana hibah dari Kabupaten Klungkung tahun 2021 senilai Rp 100 juta. Biaya yang dihabiskan dalam pemugaran tahap pertama ini senilai Rp 164 juta. Kekurangannya diambil dari dana kas banjar.
Tahap berikutnya dilanjutkan dengan rehabilitasi pawaregan dan pemindahan palinggih yang didukung dana hibah Provinsi Bali tahun 2021 senilai Rp 250 juta. Namun, total biaya pemugaran yang dihabiskan senilai Rp 450 juta. Kekurangannya diambil dari kas banjar dan swadaya krama banjar.
Untuk pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih lan Mupuk Padagingan, imbuh Surasta, diperkirakan menelan biaya Rp 500 juta. Semua biaya itu berasal dari punia krama. Sampai Rabu, 16 Agustus 2023, tercatat punia uang dari krama senilai lebih dari Rp 100 juta. Belum termasuk punia berupa barang, perlengkapan upacara dan wewalungan.
“Bahkan, yang membanggakan kami, ada salah satu krama kami, yakni I Nyoman Rupawan yang mem-back up kekurangan biaya upacara. Karena itu, krama banjar tidak mengeluarkan urunan untuk biaya upacara. Untuk itu, saya selaku pengayah di banjar menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dukungan dan punia dari krama,” jelas Surasta.
Surasta juga menyampaikan terima kasih kepada para wakil rakyat dari Klungkung yang telah memfasilitasi hingga turunnya dana hibah pemerintah, yakni anggota DPRD Bali dari daerah pemilihan Kabupaten Klungkung, I Ketut Juliartha, anggota DPRD Klungkung dari daerah pemilihan Kecamatan Dawan, AA Gde Sayang Suparta dan I Wayan Mudayana.
AA Gde Sayang Suparta dan I Wayan Mudayana turut hadir sekaligus mendem padagingan saat upacara. Sementara Juliartha berhalangan hadir karena sedang ke luar daerah. Bendesa Desa Adat Kusamba, AA Gde Raka Swastika dan Perbekel Desa Kusamba, I Nengah Semadi Adnyana juga hadir dan mendem padagingan. Pada saat itu juga, Semadi Adnyana dan AA Sayang Suparta menyerahkan dana punia kepada panitia.
Seksi Upacara dan Upakara, I Ketut Catra menjelaskan Karya Ngenteg Linggih lan Mupuk Padagingan di Pura Pujut Gempel Banjar Bingin Desa Adat Kusamba bertujuan menyucikan parhyangan Ida Batara setelah pura itu dipugar. Melalui upacara ini diharapkan krama makin kuat sradha dan bhakti-nya kepada Ida Batara sekaligus juga semakin guyub dan kompak sesama krama banjar.
Puncak upacara akan dilaksanakan bertepatan dengan pujawali di Pura Pujut Gempel Banjar Bingin pada Anggarakasih Medangsia, Selasa, 22 Agustus 2023 mendatang. Pada saat itu juga dilaksanakan upacara mapaselang dan mapadanan.
Namun, rangkaian upacara sudah dimulai pada Soma Umanis Sungsang, 24 Juli 2023. Pada Anggara Umanis Kuningan, 8 Agustus 2023 lalu dilaksanakan upacara negtegang, munggah sunari dan macaru rsi gana. Minggu, 20 Agustus 2023 bakal dilaksanakan upacara melasti ke segara, mamasar di depan Pasar Kusamba dan ngaturang pamendak agung. Ida Batara nyejer selama tiga hari dan nyineb pada Sukra Pon Medangsia, 26 Agustus 2023. Rangkaian upacara berakhir pada Redite Kliwon Pujut dengan kegiatan ngaturang jauman ke gria. (RED-MB)