Klungkung (Metrobali.com)-
Kinerja PDAM Klungkung akhir-akhir ini banyak di keluhkan berbagai kalangan. Sudah semestinya mempunyai Gedung baru dengan anggaran Milyaran rupiah justru terbalik kinerja PDAM tidak professional alias bobrok. Seperti apa yang dikeluhkan baik konsumen maupun beberapa Anggota Dewan Klungkung. Diantara Wakil Rakyat Klungkung yang menngkritik kinerja  Dirut PDAM adalah AA Gde Bagus dan Wayan Sugati yang keduanya dari Komisi C DPRD Klungkung. AA Gde Bagus menilai kinerja menejeman PDAM Klungkung belum optimal. Bahkan ada kesan kebijakan yang tidak populer dilakukan Dirut PDAM Klungkung.

Diantaranya membagun gedung baru dengan biaya miliaran rupiah. Tidak itu saja Dirut PDAM juga memilih jalan jalan ( Piknik ) ke Luar Negeri. Padahal masih banyak persoalan yang terkait pelayanan yang tidak ditangani dengan baik. Seperti persoalan air yang sering mecet dan kecilnya debit air.

Gung Bagus mengatakan mestinya Dirut PDAM fokus untuk mengatasi dua masalah tersebut. Karena ini menyangkut pelayanan untuk konsumen. Diantaranya adalah persoalan jaringan yang sering bocor dan rusak sehingga mengganggu distribusi air. Pembagunan dan pembuatan jaringan ini menurut Gung Bagus seharusnya mendapat penanganan segera karena
menyangkut pelayanan kepada konsumen. Sementara soal debit air yang kecil juga harus dicarikan solusi. “Bisa saja dengan mencari sumber sumber air baru, jangan malah buat Gedung mewah apalagi jalan jalan ke Luar Negeri (Malysia),” kritiknya kemarin.

Tidak itu saja Gung Bagus juga mempertanyakan Badan Pengawas PDAM yang selama ini terkesan tidak bekerja. Mestinya mereka terutama Badan Pengawas dari perwakilan Konsumen bisa memberikan masukan soal keluhan konsumen yang ada selama ini. Ada kesan mubasir menggaji Badan Pengawas karena selama ini terkesan tidak bekerja. Gung Bagus berharap kedepanya Badan Pengawas lebih optimal bekerja memberikan masukan kepada managemant. Sementara Mantan Ketua Komisi B DPRD Klungkung Wayan Sugati mengatakan kalau pelayanan air PDAM di Dawan sering macet. Hal ini sering dikeluhkan konsumen kepada wakil rakyat.

Malah Sugati mengaku punya pengalaman buruk terkait pelayanan PDAM. Dimana pernah air PDAM mati sampai lima
hari di rumahnya. “Untuk cuci tangan saja air susah saat itu,” keluhnya. Untuk itu dirinya berharap Dirut lebih fokus bekerja untuk meningkatkan pelayanan.

Sementara itu selama ini terkesan Dirut bangga karena mempu meningkatkan jumlah konsumen PDAM dari 19 ribu menjadi 23 ribu. Namun sangat di sayangkan peningkatan pelanggan tersebut tidak dibarengi peningkatan kwalitas pelayanan. “Jangan terkesan hanya mengejar konsumen, tetapi pelayanan tetap menjadi nomor satu,” imbuh  Gung Bagus. Selaian itu peningkatan pendapatan PDAM yang terjadi sekarang ini hanya karena kenaikan tarif. Menurut Gung Bagus tidaklah prestasi yang signifikan.
Sementara beberapa konsumen juga sempat mengeluhkan kinerja BUMD tersebut. Diantaranya adalah Nyoman Rudawan asal Semarapura Kelod Kangin. Dia mengeluhkan soal pelayanan sambungan baru PDAM yang lambat penanganannya. Padahal uang sudah di pungut pihak PDAM. “Kita sudah bayar 1,6 juta, namun duit aja diambil sampai sekarang sambungan belum
dilakukan,” keluhnya.

Pembayaran amprah baru dilakukan pada 16 April lalu. Saat itu pihak PDAM berjanji pemasangan selesai selama dua minggu namun hingga hari ini  belum ada sambungan. Dirinya juga mengaku sempat mendatangi Dirut PDAM, namun tidak ada dan hanya diterima salah satu stafnya. Menurut sang staf pihak PDAM masih konsentrasi melakukan perbaikan terhadap
jaringan rusak. Sementara konsumen di jalan Diponogoro Wayan Budiasa juga mengeluhkan hal yang sama, Budiasa mengaku sudah membayar uang sambungan PDAM 11 April lalu namun sampai saat ini belum tersambung.

Perlu  diketahui belakangan ini Dirup PDAM banyak melakukan kebijakan yang tidak perlu seharusnya dilakukan. Seperti membagun gedung baru, kunker ke Malysia dan mengusulkan penerimaan karyawan baru. Padahal pelayanan yang menjadi keluhan konsumen selama ini nyaris tidak tertangani. Masalah air ngadat adalah persoalan lama yang terjadi secara turun temurun di PDAM justru kinerja tidak dibenahi. SUS-MB