Buleleng, (Metrobali.com)

Spirit-spirit tembang membangun Bali seperti: “Bali Ajeg”, “Bali Lestari”, “Bali Rahayu”, “Bali Shanti”, “Bali Jagadhita”, dan seterusnya sering dilantunkan oleh para pemerhati pembangunan daerah Bali. Spirit-spirit semacam itu sesungguhnya menjadi bentuk dan ataupun arah pembangunan yang dikehendaki oleh masyarakat Bali. Untuk terus dapat menggemakan spirit-spirit tersebut maka Yayasan Bangun Sastra bekerjasama dengan Majelis Desa Adat Kecamatan Sukasada menggelar Gebyar Buda Gita Shanti untuk sekaa-sekaa shanti yang telah terbangun dan terbina di Kecamatan Sukasada.

Kegiatan yang dilangsungkan pada hari Minggu, 11 September 2022 ini merupakan kegiatan tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi sebelumnya bertempat di Wantilan Pura Desa, Desa Adat Sukasada, Kecamatan Sukasada, Singaraja. Kegiatan dihadiri Kasi Sosial Budaya Kecamatan Sukasada, Majelis Alit Kecamatan, Widya Sabha Kecamatan Sukasada, Bendesa Adat, Pendamping dan Para Pemilet.

Pada kesempatan tersebut Ketua Widya Sabha Kecamatan Sukasada Gst. Ngurah Nyoman Dana yang sudah 4 periode berturut-turut sebagai Ketua Widya Sabha Kecamatan Sukasada, dalam sambutannya mengatakan Gebyar Budaya Gita Santi Dirgahayu Ambara Swari yang dimotivasi Yayasan Bangun Sastra sangatlah tepat jika dipakai sebagai media untuk menambah wawasan, keterampilan, keberanian berekspresi dan memasyarakatkan kegiatan pesantian lewat udara melalui aplikasi Zello pada play store android.

“Dengan adanya gebyar ini, saya mengajak krama Desa Adat ring wewidangan Kecamatan Sukasada untuk bisa berpartisipasi aktif dan lebih memasyarakatkan kegiatan gita santi puniki. Ngadokang banine megending, metembang megeguritan, mewirama apang ulian HP dini be tongosne,” ucap Gusti Ngurah Nyoman DanaKetua Widya Sabha Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Mengingat kegiatan bersifat lomba Gita Shanti, Gst. Ngurah Nyoman Dana mengajak para pendamping sekaa santi di tingkat desa adat hendaknya lebih aktif mempersiapkan perwakilan masing-masing 2 pasang peserta terdiri dari : 1 pasang peserta dewasa putra dan 1 pasang peserta dewasa putri. Secara aklamasi peserta di Kecamatan Sukasada menyepakati untuk materi lomba dipilih kategori Sekar Agung dengan Wirama Widara Gumulung (materi wajib) dan materi pilihan: 1) Rajani/Mandamalon dan 2) Pretiwitala. Bagi pasangan dewasa putri Wirama Jagadhita (materi wajib) dengan pilihan :1) Swandewi dan 2) Mandamalon.

Ketua Yayasan Bangun Sastra Gede Ngurah Ambara Putra, SH. menerangkan bahwa kita sebagai umat Hindu hendaknya semakin waspada terhadap perihal dalam menyikapi hidup, penghidupan dan kehidupan kita terutamanya persoalan perkembangan “sikap rasional” yang susah dibantah.

Sikap rasional ini tumbuh justru mempengaruhi sikap pengambilan keputusan baik ditingkat keluarga maupun ditingkat pemerintahan. Dampaknya, dikhawatirkan perlahan namun pasti sendi-sendi kehidupan humanistik orang-orang Bali akan ‘luluh’ berubah menjadi sikap yang rasionalis dan ekonomis. Pada kondisi seperti ini sikap pengambilan keputusan masyarakat Bali akan selalu mempertimbangkan aspek untung rugi untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan.

“Untuk itulah, satu-satunya media yang dipandang dapat membangkitkan, menghidupkan dan menguatkan serta melestarikan entitas Budaya Hindu Bali di era millenial ini adalah Gebyar Budaya Gita Santi Dirgahayu Ambara Swari. Spiritnya adalah pengalaman Yayasan Bangun Sastra mengelola RPU (Radio Pancar Ulang) sebagai media komunikasi masyarakat pecinta Gita Santi di seluruh Bali dan kini beralih dengan menggunakan media aplikasi online Zello karena lebih murah, aman dan mudah.

“Berdasarkan engalaman selama 5 tahun sejak 24 September 2017, membuat Saya lebih serius lagi membangun komitmen untuk mengajegkan seni megegitan. Setelah migrasi ke Zello ternyata seni megegitan ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat pencinta Gita Santi di Bali bahkan sudah merambah wilayah Lombok, Jawa Timur (Alas Purwo, Blambangan, Banyuwangi), Jakarta (Jabodetabek), dan Lampung bahkan Luar Negeri.

Kondisi itu seolah menjadi spirit Yayasan Bangun Sastra Dirgahayu Ambara Swari (DAS) untuk meningkatkan kapasitas layanan dan berupaya keras agar apa-apa yang telah terbangun dan bermanfaat bagi masyarakat menjadi energi positif seterusnya dalam kontek penguatan nilai-nilai spiritual kepercayaan terhadap Agama Hindu dan spirit tersebut mendorong Dirgahayu Ambara Swari (DAS) berencana merevitalisasi sekaligus mengoptimalisasi kebutuhan akan ruang berekspresi dan sekaligus menjadi penghargaan bagi mereka-mereka yang telah ikut membangun dan menekuni kegiatan Gita Santi. (hd)