Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan pandangannya dalam acara Rapat Dengar Pendapat Panja Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo dengan agenda pembahasan roadmap transisi energi berbasis fosil ke listrik pada Rabu 12 Juli 2023.

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih mendorong Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PT PLN untuk bersinergi dengan BUMN lain seperti Pertamina dan instansi lainnya dalam hal mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) secara bisa lebih efektif dan efisien sehingga energi baru terbarukan tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat dengan lebih efektif dan efisien pula.

Hal itu disampaikan wakil rakyat yang akrab disapa Demer itu dalam acara Rapat Dengar Pendapat Panja Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo dengan agenda pembahasan roadmap transisi energi berbasis fosil ke listrik pada Rabu 12 Juli 2023.

Mengawali pandangannya, Gde Sumarjaya Linggih menyinggung bahwa Pertamina banyak mensubsidi energi untuk masyarakat yang sebenarnya tidak tepat disubsidi karena lebih banyak golongan masyarakat yang kaya, yang punya mobil yang CC-nya besar juga masih menikmati subsidi tersebut sehingga tidak tepat sasaran.

Begitu juga kondisi yang agak memprihatinkan terjadi di PLN dengan over supplay di listrik. “Sampai kapan over supplay ini? Prediksinya sampai kapan kita membutuhkan energi tambahan terutama di Jawa dan Bali? Kita bekerja keras untuk bagaimana menyalurkan over supplay dari listrik tersebut dan kita tahu bahwa dengan kita bisa menyalurkan over supplay ini bisa jadi lebih irit energinya, tentu lebih irit juga bagi masyarakt dan ini sebetulnya menarik,” ujar Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

 

Gde Sumarjaya Linggih lantas mendorong adanya komunikasi lintas instansi terkait pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan siapa yang menjadi leading sektornya juga harus jelas. “Komunikasi yang barangkali harus lebih intensif dan leading sectornya siapa sich yang melakukan, karena Pertamina juga bicara energi terbarukan, PLN juga bicara energi terbarukan. Mungkin ini bisa dilakukan diskusi yang efektif dan efisien sehingga kita dalam membantu masyarakat agar masyarakat bisa efektif dan efisien juga dalam menggunakan energi. Inilah harapan kita,” paparnya.

Yang penting juga didorong sejauh mana sinergi dan kolaborasi PLN dengan Pertamina dalam hal mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) secara bisa lebih efektif dan efisien sehingga energi baru terbarukan tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat dengan lebih efektif dan efisien pula.

“Karena begitu PLN efisien efektif masyarakat juga efisien efektif Pertamina juga efisien efektif dalam melakukan subsidi. Di PLN menggunakan energi terbarukannya diperbesar berarti di Pertaminanya juga akan menurun, subsidi terhadap masyarakat akan menurun. Saya rasa lebih cepat lebih baik berkolaborasi antara intansi PLN dengan instansi lainnya,” kata wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI ini memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat.

Di sisi lain politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali ini juga berterima kasih kepada PLN atas kesigapannya mengatasi persoalan listrik di Nusa Penida, Kecamatan Klungkung, Provinsi Bali. Begitu juga dengan menghadirkan listrik di beberapa daerah yang belum teraliri listrik di Kabupaten Buleleng.

“Terima kasih di Bali begitu ada laporan di Nusa Penida byat pet, langsung (PLN) reaktif, tidak sampai seminggunya sudah disalurkan dengan baik. Termasuk di kampung saya di Buleleng ada daerah yang belum dapat listrik, tapi tiangnya langsung nongol dalam dua hari saja. Terima kasih untuk itu,” ujar Gde Sumarjaya Linggih. (wid)