Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan pandangannya saat Komisi VI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Irfan Setiaputra di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen DPR RI Jakarta pada Selasa 13 Juni 2023.

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menekankan dan meminta PT Garuda Indonesia untuk lebih berinovasi ke depannya terutama dalam hal penyediaan internet gratis.

Hal itu disampaikan Gde Sumarjaya Linggih saat menyampaikan pandangannya saat Komisi VI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Irfan Setiaputra di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen DPR RI Jakarta pada Selasa 13 Juni 2023.

Menurut Gde Sumarjaya Linggih keberadaan internet bisa berdampak pada efisensi bahan bakar, karena para penumpang nantinya akan lebih fokus pada pengunaan internet daripada sarana-sarana lainnya yang bisa menghabiskan banyak bahan bakar. Orang-orang juga akan berani membayar lebih mahal ketika internet jalan di dalam pesawat.

“Dengan memasang internet akan terjadi efisiensi karena jika ada internet semuanya jadi lebih mudah. Apalagi dikatakan dengan adanya internet akan berdampak pada efisiensi bahan bakar karena penurunan penggunaan TV,” ungkap Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

“Orang akan lebih nyaman dengan adanya internet karena mereka bisa tetap bekerja dalam penerbangan termasuk bagi mereka yang rutenya panjang 2 jam atau 3 jam, bahkan itu bisa menjadi keuntungan tersendiri,” imbuh wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Gde Sumarjaya Linggih juga mengaku sempat agak ngomel sedikit karena ketiadaan internet atau kurangnya akses internet di dalam pesawat Garuda. “Ini mesti menjadi suatu bagian yang menjadi perhatian kita terhadap kondisi ke depan,” katanya mengingatkan.

Wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali ini yakin dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya PT Garuda Indonesia akan lebih bangkit, lebih survive dan tentunya lebih menata diri.

“Kita pernah mengalami semacam shock dan sekarang kita akan lebih bangkit, lebih survive dan tentunya mulai lebih menata diri,” kata politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali ini.

Dia mengungkapkan sebelumnya pihaknya sempat pesimis dengan nasib Garuda di tengah perekonomian yang sulit akibat hantaman badai pandemi Covid-19. Bahkan Demer menyebut hampir mungkin 99% perusahaan Garuda saat itu bangkrut.

“Tadinya memang kita sempat pesimis tentang Garuda ini bahkan hampir mungkin 99% kalau kita berdiskusi tentang Garuda ini pasti bangkrut karena kondisinya waktu itu kondisi perusahaannya yang berat, kemudian kondisi keadaan ekonomi kita juga berat akibat daripada pandemi Covid-19,” ujar Gde Sumarjaya Linggih.

Yang terjadi kemudian ternyata Garuda Indonesia mampu bertahan dan tidak mengalami kebangkrutan seperti yang dikhawatirkan. Gde Sumarjaya Linggih kemudian mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Menurutnya kontribusi Irfan Setiaputra saat itu bisa membuat Garuda survive dan lolos dari ancaman kebangkrutan. Selain itu Gde Sumarjaya Linggih juga mengapresiasi peran berbagai pihak, termasuk masyarakat dan Komisi VI DPR RI yang juga memiliki andil dalam bangkitnya PT Garuda Indonesia.

“Dan memang kerja kerasnya Pak Irfan benar-benar kita akui, kontribusi dan kerja kerasnya dari Pak Irfan, hampir seluruh rakyat Indonesia juga berkontribusi tetap menjadikan Garuda survive seperti sekarang ini, khususnya Komisi VI,” ujar Gde Sumarjaya Linggih.

Dia mengatakan lebih lanjut PT Garuda Indonesia sempat membuat melakukan pengetatan-pengetatan untuk bisa mengurangi beban perusahaan. “Saya masih ingat saat bagaimana caranya untuk bisa mengurangi beban daripada perusahaan bahkan ada statement yang sempat menyebut jika pensiun dini maka anda sebagai pahlawan Garuda demi mengurangi cost atau memangkas cost operasional Garuda pada saat itu,” ungkapnya.

Gde Sumarjaya Linggih menambahkan saat itu juga sempat digelar beberapa kali pertemuan untuk bisa mendapatkan dana dari pemerintah untuk mendongkrak PT Garuda Indonesia. Dia juga menceritakan saat-saat sulit yang dialami Garuda menyusul kondisi yang tidak umum atau kondisi abnormal yang dialami perusahaan pada saat itu.

Oleh karena itu pihaknya berharap kedepannya dengan berbagai pengalaman yang didapat saat Covid-19 agar lebih berhati-hati termasuk masalah pegawai, pilot dan lain sebagainya. “Saya berharap kedepannya ini tentu dengan pengalaman yang kita dapatkan kemarin ini tentu kita akan lebih berhati-hati lagi termasuk tentang masalah pegawai, pilot dan sebagainya,” kata Gde Sumarjaya Linggih.

Dia menjelaskan bahwa memang di dalam undang-undang, PT tersebut dituntut harus untung. Oleh karena itu dia meminta agar korporasinya harus jalan, tidak hanya sekedar mengandalkan BUMNnya saja. “Maka saya minta ini benar-benar dilakukan ke depannya ini good corporate governancenya betul-betul berjalan dengan baik,” harapnya. (wid)