edit- parade tari nusantara ke-33 2014

Denpasar (Metrobali.com)-

Duta kesenian Provinsi Bali meraih sukses sebagai 10 penampil terbaik dalam kegiatan Pawai Seni dan Budaya Kreatif serangkaian peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan Indonesia di depan Istana Merdeka Jakarta, Senin (18/8). Di samping itu, juga meraih sukses sebagai Juara Umum/Penyaji Terbaik dalam Parade Tari Nusantara ke 33 tahun 2014, yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (23/8).

Dalam aksinya di ajang Pawai Seni dan Budaya Kreatif mereka tampil dengan garapan Garuda Jaya, yang terinspirasi dari cerita Mahabrata, dengan mengisahkan perjuangan Burung Garuda yang gagah dan perkasa dalam menembus rintangan sampai lorong terkecil, maupun menandingi kekuatan para Dewa. Sehingga, mampu meraih tirta amerta, yakni keabadian hidup. Cerita ini tersirat pada perjalanan budaya masyarakat Bali tempo dulu hingga sekarang.

Sukses ini tentunya berkat kerja keras dan kerja sama kreatif inovatif  yang atraktif dan komunikatif di antara koregrafer Dr. I Ketut Suteja, komposer I Ketut Lanus, penata kostum Dewa Ayu Wedanaasih, dan penata properti I Nyoman Laba, serta dukungan seratus lebih seniman baik penari maupun penabuh.

Sedangkan, saat beraksi di ajang Parade Tari Nusantara ke-33 tahun 2014, mereka tampil dengan garapan Songket Wali, yang terinspirasi dari keberagaman berbagai bentuk, jenis, dan warna benang yang terjalin menjadi satu kesatuan yang harmonis. Sehingga, terwujud keindahan rupa pada kain songket Bali. Iringan tarian Songket ini memakai gamelan Selonding yang dikolaborasikan dengan Genggong Takep dan Mandolin.

Garapan berdurasi sekitar 7 menit ini melibatkan penata tari I Gede Gusman Adhi Gunawan, penata musik I Wayan Sudiarsa, serta penata rias dan busana Ni Ketut Kinten, dengan melibatkan 8 penari dan 9 penabuh.

Hebatnya, garapan ini sukses merebut sejumlah penghargaan di antaranya sebagai penyaji unggulan, penata tari unggulan, penata musik unggulan, penata rias dan busana unggulan, dan penyaji terbaik antar wilayah Jawa dan Bali Parama Natya Budaya “Jawa Bali Dwipa”, penata tari terbaik, penata musik terbaik, dan penata rias dan busana terbaik. Sehingga, berhak atas juara umum/penyaji terbaik Parade Tari Nusantara ke-33 tahun 2014.

Kadisbud Bali, I Ketut Suastika, mengaku bangga sekaligus mengucapkan terimakasih atas semangat kreatif inovatif para seniman baik yang terlibat dalam memeriahkan pawai seni dan budaya kreatif serangkaian peringatan HUT ke-69 kemerdekaan Indonesia di depan Istana Merdeka Jakarta, maupun dalam Parade Tari Nusantara ke 33 tahun 2014 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. “Semoga kerja sama dan prestasi ini nantinya dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan,” harapnya.

Lebih Jauh, Dra. Ida Ayu Putri Masyeni, Kabid Kesenian dan Perfilman Disbud Bali mengakui bahwa Pawai Seni dan Budaya Kreatif tahun ini mengusung tema Indonesia Bersatu, yang merupakan miniatur keragaman budaya kekayaan seni dan budaya Indonesia. Kegiatan ini menyajikan kekuatan tradisi lokal, dari 33 Provinsi se-Indonesia, yang mengalami pembauran dengan budaya luar dan kreativitas pembaharuan yang jauh menerawang masa depan.

Sementara itu, Parade Tari Nusantara ke-33 tahun ini merupakan kegiatan unggulan dalam mengisi pekan peringatan HUT ke-69 kemerdekaan Indonesia di TMII, Jakarta. Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan fungsi TMII dalam melestarikan dan mengembangkan sekaligus mengenalkan kebudayaan bangsa yang berbasis kearifan budaya lokal kepada bangsa-bangsa di dunia. Selain itu, juga  membuka kesempatan lahirnya seniman berbakat se-Indonesia, termasuk seniman Bali yang siap bersaing di kancah global. “Bali setiap tahun berpartisipasi dalam agenda tersebut dengan melibatkan seniman terbaik dan sajian garapan seni budaya unggulan tentunya,” tegasnya.

Lebih jauh, Ni Wayan Sulastriani, Kasi Pertukaran dan Pementasan Seni Disbud Bali, yang juga koordinator kegiatan menegaskan bahwa demi sebuah penampilan terbaik baik dalam pawai seni dan budaya kreatif serangkaian peringatan HUT ke-69 kemerdekaan Indonesia di Istana Jakarta, maupun di ajang Parade Tari Nusantara ke-33 di TMII, Jakarta tentunya berbagai upaya persiapan pun dilakukan secara maksimal. “Mulai proses selektif seniman hingga penentuan garapan bersama para pakar di bidangnya,” katanya.

Diakuinya, kesuksesan sebuah penampilan tidak tergantung pada kemampuan sekadar memikirkan sesuatu, melainkan lebih kepada kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan pikiran kita, yakni mengubah ide menjadi kenyataan. Selain itu, juga kebersamaan dan kekompakan juga menjadi faktor penentu dari sebuah kesuksesan tersebut.

“Kita bersama bersyukur akhirnya kerja keras dan usaha maksimal para seniman Bali tersebut mampu meraih sukses sebagai 10 penampil terbaik dan juga sukses dengan berbagai penghargan hingga berhak atas Juara Umum/Penyaji Terbaik,” tandasnya, sembari mengaku sangat bangga atas semangat para seniman Bali dalam menunjukan jati dirinya di kancah nasional dengan tetap mengusung semangat ngayah tulus iklas tanpa pamrih, demi kejayaan peradaban kebudayaan bangsa khusus kearifan budaya lokal Bali. WB-MB