Tabanan, (Metrobali.com)

Sajikan kesenian khas Tabanan, Okokan dan Manusia Banteng, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M wujudkan kolaborasi budaya dalam acara Creative Fun Walk, Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya, yang berlangsung di sepanjang Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (17/6).

 

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dalam bidang kebudayaan yang ditandai dengan naskah kerja sama yang sebelumnya dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang dilaksanakan di Hotel Prime Plaza, Denpasar sebelumnya. Dipadati oleh ribuan peserta, Creative Fun Walk yang dibuka oleh Gubernur Bali dan Jawa Tengah pagi hari itu disambut dengan penuh antusias. Nampak hadir Bupati dan Walikota Se-Bali, serta para OPD terkait. 

 

Kegiatan yang merupakan wujud kerjasama dalam membangkitkan kembali hubungan kesejahteraan antara Jawa dan Bali, terlebih dalam hal kebudayaan, diisi dengan beragam hiburan dan penampilan kesenian dari berbagai daerah. Dalam hal ini Bupati Sanjaya, membawa serta 50 okokan dan 15 manusia banteng sebagai identitas khas seni asli Tabanan yang menjadi maskot di setiap pertunjukkan. 

 

Menyapa langsung masyarakat Bali, Gubernur Koster dan Gubernur Ganjar membuka jalur fun walk, ditandai dengan pelepasan balon, yang rutenya dimulai dari kantor Gubernur Bali dan mengelilingi kota dengan jarak kurang lebih 3,7 km. Mengusung konsep budaya, di sepanjang jalur fun walk, peserta diiringi dengan Tabuh Bale Ganjur serta ragam pentas seni budaya dan hiburan yang tampil di panggung yang disiapkan. 

 

Ditemui di kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya yang pagi itu nampak sangat bersemangat mengikuti Creative Fun Walk, menyatakan bahwa kontribusinya saat ini dalam mempersembahkan okokan dan manusia banteng, sebab, okokan merupakan representasi dari pertanian di Tabanan. “Tabanan yang terkenal sebagai lumbung pangannya Bali dan memiliki kasanah budaya yang sangat beragam. Saat ini, okokan merupakan kesenian tradisional khas Tabanan yang merupakan representasi dari pertanian itu sendiri, di mana musik dari okokan merupakan bunyi-bunyian yang biasanya diikatkan pada sapi atau kebo. Jadi musik okokan ini adalah representasi dari gembiranya masyarakat Tabanan” sebutnya.

 

Pihaknya juga menekankan, Kabupaten Tabanan sebagai daerah agraris dengan wilayah pertanian yang luas dan sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah petani, menjadikan Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali di mana pertanian merupakan sektor andalan masyarakat Tabanan. “Jadi kesenian yang dipersembahkan ini kental dan sangat berkaitan dengan representasi pertanian di Tabanan” Imbuhnya. 

 

Sanjaya juga berharap, temu budaya yang terjalin antara kebudayaan Jawa dan Bali ini mampu memperkenalkan budaya di masing-masing daerah, sekaligus dapat meningkatkan kreativitas serta melestarikan budaya sesuai dengan tujuan utamanya. 
Sumber : Humas Tabanan