Forum Teruna Teruni  tingkat kecamatan karangasem

Karangasem (Metrobali.com)-

Keunggulan Wayan Sudirta untuk menjadi ”Bupati Karangasem”  versi hasil  survei SMRC (Syaiful Mujani Research and Consulting), konsistensinya untuk tetap turun ke masyarakat guna berdilog dan menyelesaikan berbagai problem di bawah, semakin memantapkan kaum muda Karangasem untuk mengusung Anggota DPD RI dari Prov.Bali periode 2004-2014 tersebut. Mereka semakin yakin, bahwa Sudirta turun bukan karena momen pilkada saja. Guna memantapkan dukungan tersebut, generasi muda Karangasem itu selalu merealisasikan komitmennya dengan membentuk Forum Teruna Teruni  tingkat kecamatan, dikoordinir oleh eksponen Teruna-Teruni dari masing-masing desa.
Selasa(23/6) lalu saat dialog dengan muda-mudi 4 desa di Kecamatan Karangasem, sebelum akhir acara, langsung dibentuk Forum Teruna Teruni Sektor I Kecamatan Karangasem, mewilayahi  Desa Seraya Timur, Seraya Barat, Seraya Tengah serta Desa Bukit. Sebagai ketua dipilih Made Marianto, Wakil Gede Murdana, Sekretaris I Gede Arto Adnyana, Sekretaris II Ni Kadek Eka Sutiyadnyani dan Bendahara Ni Made Sudiastini.
”Forum ini kita sepakat bentuk untuk jadi jembatan antara kami Teruna Teruni berkomunikasi dengan Pak Wayan Sudirta. Baik karena masalah hukum, masalah kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Beliau sudah banyak membantu masyarakat, dan yakin bisa berbuat lebih banyak bila dalam posisi sebagai Bupati Karangasem. Komitmen beliau untuk masalah tenaga kerja sangat kami harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karangasem,” kata pengurus Forum Teruna-Teruni Sektor I tersebut.
Di Karangasem, selama 10 tahun duduk sebagai Anggota DPD RI, bersama KORdEM sebagai jaringan kerja yang mendukungnya ke DPD RI, Sudirta sudah membantu ratusan warga miskin di rumah sakit, bisa memperoleh pengobatan gratis dan bebas dari beban membayar puluhan sampai ratusan juta, setelah didampingi relawan Wayan Sudirta. Belum lagi puluhan orang yang diberikan bantuan hukum, memperoleh keringanan hukuman di pengadilan, ataupun didamaikan kasusnya sampai akhirnya kasusnya dihentikan.
Rekam jejak perjuangan Sudirta dkk di era Orde Baru sampai era Reformasi sekarang ini, oleh para Teruna Teruni diketahui tetap konsisten. Antara lain menyerahkan seluruh gajinya selama menjadi Anggota DPD RI, merogoh kantong sendiri untuk pelayanan sosial melalui Yayasan Bunda Luh Ronce, mapunia ke desa dan banjar adat serta dadia-dadia serangkaian upacara Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya dan Manusia Yadnya.
Sudirta menegaskan, di usianya yang telah masuk tahap Wanaprastha, dimana menurut konsep Hindu orang tidak lagi bekerja untuk mencari materi, tetapi semata-mata ngayah  dan melayani masyarakat, ia ingin ”ngayah” di Karangasem. Bila diberikan kepercayaan untuk memimpin Karangasem sebagai bupati, Sudirta memastikan bahwa ia tidak akan mencari kekayaan lagi,  tetapi menggunakan 30% dari kekayaanya untuk pelayanan masyarakat.
”Di jaman dimana banyak pejabat terjerat korupsi dan kolusi, orang memang gampang apriori dan berprasangka. Seakan semua politisi korup dan kolusi. Padahal,  Wayan Sudirta sudah menolak perkara-perkara korupsi sejak Orde Baru sampai era Reformasi, bahkan mendirikan LSM anti korupsi dan bahu membahu dengan masyarakat untuk mencegah korupsi guna membangun pemerintahan yang baik dan bersih,” kata Putu Wirata Dwikora, seorang Relawan yang juga Ketua Bali Corruption Watch. RED-MB