Jakarta (Metrobali.com)-

Sekretaris Panitia Pelaksana KTT Forum Pemred Akhmad Kusaeni mengatakan forum tersebut dibentuk untuk mewujudkan “rich media, rich democracy” sesuai dengan konsep McChesney dan Miller.

“Forum Pemred ingin mewujudkan sinergi antara idealisme dan bisnis sehingga medianya bisa kaya, wartawannya sejahtera, tetapi demokrasi serta idealisme pers bisa dijaga dan dikembangkan,” kata Akhmad Kusaeni di Jakarta, Selasa (4/6).

Kusaeni mengatakan bahwa Forum Pemred bukan dibentuk untuk memberontak melawan pemilik modal, melainkan mencari sinergi dan solusi dengan pemodal.

Jika ada pemimpin redaksi mendapat ancaman atau kooptasi dari tekanan publik, penguasa, atau pemilik modal, Forum Pemred bisa mengambil keputusan langkah dan solusi apa yang harus dilakukan.

Forum Pemred juga telah merancang program dan rencana, seperti Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia yang akan dihadiri 300 pemimpin redaksi di Bali pada tanggal 13–14 Juni 2013.

“Pertemuan Puncak itu akan membahas berbagai agenda mulai pendidikan dan kesejahteraan wartawan sampai bagaimana sebaiknya hubungan ‘newsroom’ dengan pemilik media,” kata Pemimpin Redaksi LKBN Antara itu.

Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia akan membuat pedoman tentang bagaimana idealisme pers dan bisnis dijalankan agar pemilik media tidak seenaknya menjadikan media sebagai pengabdi kepentingan pribadi atau perusahaan belaka, tetapi kembali pada esensi membela kepentingan publik.

“Bukankah ‘the first obligation of journalism is to the public”, dan bukannya kepada penguasa atau pemilik modal?” tuturnya.

Kusaeni mengakui banyak pertanyaan dari berbagai pihak mengenai pendirian Forum Pemred, baik melalui tulisan di media massa, pertanyaan secara langsung kepada pengurus, telepon, maupun pesan singkat.

Menurut dia, waktu yang akan membuktikan apakah Forum Pemred sekadar kelompok gaul seperti “kelompok penggemar burung perkutut” atau betul-betul seperti tujuan pendiriannya. “Beri kami waktu, dukungan dan doa,” ujarnya. INT-MB