Foto: Suasana kegiatan Konsolidasi Dewan Pengurus FKD Bali dan FGD di kampus STIE Satya Dharma Singajara, Kabupaten Buleleng pada Rabu 27 Desember 2023.

Singaraja (Metrobali.com)-

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali menggelar acara Konsolidasi Dewan Pengurus FKD Bali dan FGD yang mengangkat topik “Kesiapan Perguruan Tinggi Melahirkan Generasi Emas Berkarakter 2045” di kampus STIE Satya Dharma Singajara, Kabupaten Buleleng pada Rabu 27 Desember 2023.

Untuk diketahui, Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali adalah wadah komunikasi dosen dan menjalin jejaring serta wahana sinergi dan kolaborasi bagi para dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam meningkatkan kapasitas diri, profesionalisme, menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta juga yang menjadi impian semua dosen bagaimana saling support untuk bisa meraih capaian akademik sebagai guru besar atau profesor. Saat ini FKD Bali beranggotakan setidaknya 150 orang dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta di Bali dan akan terus bertambah seiring dengan penguatan organisasi ini.

Terkait acara Konsolidasi Dewan Pengurus FKD Bali dan FGD ini, Ketua DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali Ni Putu Gatriyani S.Pd.,M.Pd.H., menerangkan bahwa FKD tersebut terbentuk pada awal bulan Mei tahun 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Kemudian Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali sudah menjalankan program-program dari bulan Mei hingga akhir Desember 2023. Sementara dalam acara Konsolidasi FKD Bali dan FGD di Buleleng, DPW FKD Bali menyusun program-program kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk melanjutkan visi misi FKD Bali untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kolaborasi dan sinergi pentahelix.

“Ketika FGD di Buleleng itu kita menyusun untuk program-program selanjutnya, program kerja jangka pendek, jangka panjang dan jangka menengah, untuk melanjutkan visi misi kita kedepannya untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan berkolaborasi dan bersinergi. Menjalankan kolaborasi pentahelix pada intinya agar bisa mewujudkan dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi ke beban kerja dosen,” papar Gatriyani.

Sementara terkait dengan program-program yang telah dijalankan DPW FKD Provinsi Bali sepanjang tahun 2023, Gatriyani mengatakan bahwa dari awal dibentuk DPW FKD Provinsi Bali sudah bisa mensukseskan webinar nasional dengan mensupport DPP FKD Pusat untuk membangkitkan terbentuknya Forum Komunikasi Dosen Seluruh Indonesia. Kemudian yang kedua, DPW FKD Provinsi Bali sudah sukses dalam menjalin MoU bersama Pusat Studi Undiknas (PSU) dan STIE Satya Dharma Singaraja. Kemudian juga telah sukses mengadakan workshop dan sharing session.

“Jadi program-program di 2023 dengan jangka waktu baru berjalan 6 bulan itu kita sudah, istilahnya sudah terbentuk di Bali dengan jumlah anggota 150 orang,” terang Gatriyani yang merupakan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Agama Hindu Amlapura Bali ini.

Kemudian terkait dengan program-program untuk di tahun 2024, Gatriyani mengatakan bahwa untuk fokus program di tahun ini, yang pertama adalah berkolaborasi dengan seluruh perguruan tinggi swasta (PTS) dan perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di Bali. Pengurus DPW FKD Provinsi Bali telah menyusun program untuk mengadakan workshop dan seminar, baik skala nasional maupun internasional. Tujuannya adalah untuk membantu dunia akademis, khususnya di perguruan tinggi dan secara personal bagi para dosen dalam meningkatkan profesionalnya dalam menyusun beban kerja dosen.

Kemudian untuk jangka panjangnya, DPW FKD Provinsi Bali tetap berkomitmen untuk melahirkan profesor-profesor muda. “Dalam workshop dan seminar itu tentunya, baik secara personal dosen itu bisa meningkatkan profesional, meningkatkan jabatan fungsionalnya. PTN itu meningkatkan sinergi dan kolaborasi. Jadi itu akan bisa mensukseskan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkap Gatriyani.

Gatriyani kemudian menegaskan pentingnya membangun jejaring atau network, mengingat tuntutan-tuntutan kedepan bagi para dosen lebih tertantang. Jadi karir seorang dosen itu tidak hanya mentok di kampus saja, namun harus meningkatkan profesionalnya.

“Jadi kita dikatakan sebagai dosen profesional itu, banyak tuntutan seperti sekarang itu meningkatkan profesionalnya itu dengan cara menjalin hubungan. Hubungan nasional, apalagi sekarang internasional tuntutannya. Jadi itu yang paling penting sekarang, tidak hanya perguruan tinggi itu hanya bersaing seperti zaman dulu kan hanya bekerja sendiri-sendiri, namun sekarang harus menjadi team work dalam mensukseskan sebagai PTN yang unggul secara akreditasi,” jelasnya.

Sementara itu Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani mengungkapkan bahwa Forum Komunikasi Dosen (FKD) merupakan forum yang sangat bagus, namun untuk kiprah FKD di Bali sendiri belum dikenal luas, khususnya oleh dosen-dosen di Bali, terutama di Singaraja. Juli Nuryani menambahkan, sebelumnya DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali melakukan audiensi ke STIE Satya Dharma Singaraja.

Pihaknya menyikapi positif bahwa forum FKD tersebut sangat membantu dosen-dosen, terutama dosen-dosen muda untuk peningkatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini menurut Juli Nuryani yang menopang tentunya pasti jabatan fungsional dan sertifikasi dosen.

“Jadi yang saya lihat adalah beberapa hal tentang kolaborasi penelitian, terutama penelitian yang diwajibkan ke Sinta dan Scopus. Jadi mungkin sharing dari teman-teman sehingga beberapa dosen yang sudah mungkin berpengalaman ke publikasi ke internasional, publikasi ke Scopus dan Sinta itu bisa sharing ke teman-teman yang mengalami kesulitan untuk bisa masuk ke jurnal publikasi tersebut,” ungkap Juli Nuryani.

Menurutnya, dosen-dosen muda sangat kesulitan masuk ke jurnal-jurnal publikasi seperti Sinta dan Scopus, selain juga biayanya cukup mahal. Oleh karena itu diharapkan peran FKD bisa membantu permasalahan-permasalahan tersebut.

Demikian juga dalam hal pengabdian masyarakat, dimana saat ini banyak dosen yang mengalami kesulitan dalam publikasi pengabdian masyarakat dan juga memerlukan banyak kolaborasi antar dosen. Oleh karena itu kehadiran FKD ini dinilai sangat positif.

Sementara untuk dibidang kurikulum, Juli Nuryani mengatakan harus spesifik karena menyangkut pada program studi yang lebih spesifik. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk bisa berkolaborasi atau menggelar acara workshop untuk meningkatkan kualitas kurikulum di masing-masing program studi.

“Dan juga bisa berkolaborasi atau sharing-sharing istilahnya, bagaimana sih penguatan kurikulum itu dari tahun ketahun. Mungkin dibidang Tri Dharma itu. Sementara untuk dosen-dosen kami (STIE Satya Dharma Singaraja) nanti akan ada sosialisasi kembali untuk bisa menjadi anggotanya karena ini baru istilahnya informasi dan audiensi ke STIE Satya Dharma Singaraja,” tuturnya.

Dr. Gung Tini Gorda selaku Dewan Penasehat DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali mengatakan Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali menjadi forum yang mau mampu dan siap membantu menuntaskan tugas para dosen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman, Memorandum of Agreement (MoA) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Implementation Arrangement (IA) atau rencana implementasi kerja sama sehingga bisa berkontribusi bagi kemajuan karir dosen dan akreditasi program studi (prodi) di perguruan tinggi tempat dosen bernaung.

“FKD juga wajib punya desa binaan karena tugas utama adalah melahirkan Generasi 2045,” harap Gung Tini Gorda yang juga Kepala Pusat Studi Undiknas Denpasar itu. (wid)