Foto: Dekan Fakultas Hukum Dwijendra University Dr. I Wayan Arka, S.H.,M.H.,(kiri) bersama Rektor Dwijendra University, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA., (tengah) di sela-sela acara Talkshow Malam Keakraban Fakultas Hukum Dwijendra University, Jumat (22/11/2019) sore.

Denpasar (Metrobali.com)-

“Kuliah, lulus dan cari kerja!” Begitu kebanyakan pola pikir dan jalan hidup yang dipikirkan mahasiswa saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Namun sekarang eranya sudah sedikit bergeser. Jalurnya menjadi “Kuliah, sambil bikin usaha dan jadi enterpreneur muda!”.

Sebagian mahasiswa pun mulai banyak melirik dan memilih “peta jalan” yang kedua. Apalagi menjadi entrepreneur sekarang makin mudah.

Banjir dukungan dari berbagai pihak pun tak sulit didapatkan. Termasuk dari pihak kampus yang seakan-akan berlomba mendorong mahasiswa memilih jalan menjadi “job creator” atau pencipta lapangan kerja ketimbang jadi “job seeker” atau pencari kerja.

Hal itu pulalah yang dilakukan Fakultas Hukum (FH) Dwijendra University yang terus mendorong mahasiswa menggasah jiwa dan skill enterpreneurship agar bisa mandiri dan bangga menyebut diri sebagai enterpreneur muda sejati.

“Kami dorong mahasiswa hukum tidak hanya berpikir cari kerja, mau jadi penegak hukum apalagi berlomba-lomba mau lamar CPNS, tapi jadi enterpreneur muda,” kata Dekan Fakultas Hukum Dwijendra University Dr. I Wayan Arka, S.H.,M.H., Jumat (22/11/2019).

Hal ini disampaikan di sela-sela acara Talkshow Malam Keakraban Fakultas Hukum Dwijendra University bertema “Meningkatkan Kemampuan Public Speaking dan Enterpreneurship Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0.”

Acara digelar dengan suasana santai, penuh keakraban dan kekeluargaan di halaman lapangan Dwijendra University, sore hingga malam.

Dr. Arka mengungkapkan peluang usaha yang bisa digarap mahasiswa dan lulusan FH Dwijendra University pun terbentang luas, termasuk di ranah hukum itu sendiri.

Misalnya mahasiswa bisa saja menggarap peluang dengan mendirikan startup (usaha rintisan) berbasis teknologi digital di bidang hukum.

Dalam beberapa tahun terakhir startup di bidang hukum atau Startup Regtech dan Legaltech, memang mulai muncul menangkap peluang yang ada.

Jika dikategorikan, ada beberapa jenis startup yang bergerak di bidang hukum. Misalnya para startup yang berusaha  menghadirkan informasi hukum, baik undang-undang maupun aturan lainnya, secara online. Contoh yang paling populer adalah HukumOnline.

Startup hukum lainnya menghadirkan jasa hukum secara online, mulai dari pembuatan dokumen, pengurusan izin, hingga pendirian perusahaan. Misalnya PopLegal dan KontrakHukum.

“Walau perkembangannya tidak semasif startup fintech tapi startup hukum akan terus berkembang. Dan peluang mahasiswa maupun lulusan hukum masuk ke ranah ini masih terbuka lebar,” ujar Dr. Arka.

Hal senada disampaikan Rektor Dwijendra University, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA. Mahasiswa dan lulusaan hukum pun diminta tidak berkecil hati jika saat lulus nanti bisa berkarir misalnya jadi penegak hukum. Sebab mereka bisa jadi entrepreneur atau wirausaha muda.

Terlebih juga banyak bidang pekerjaan lain yang membutuhkan skill sarjana hukum. “Tidak khsusus di sektor hukum sebab di sektor manapun memerlukan ilmu Hukum. Misalnya di sektor pertanian pun butuh orang hukum. Lebih bagus lagi jika punya jiwa enterpreneurship yang kuat,” papar Rektor Dr. Gede Sedana.

Ketua Ikatan Alumni Dwijendra University (Ika Undwi)) periode 2019-2024, I Ketut Suiasa yang juga Wakil Bupati Badung berpesan kepada mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi informasi dan digitalisasi agar tidak kalah cepat baik dalam hal pekerjaan maupun saat berwirausaha.

“Sekarang ini bukan yang besar mengalahkan yang kecil, bukan yang kuat mengalahkan yang lemah. Tapi yang lambat akan dikalahkan yang cepat,” pungkasnya. (dan)