Foto: Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung, I Putu Parwata (tengah) bersama Koordinator Festival Kuliner Bali DPC PDI Perjuangan Badung, I Nyoman Dirga Yusa (kiri) dan Koordinator Festival Kuliner Bali DPD PDI Perjuan Bali Provinsi Bali, I Made Ramia Adnyana saat membuka Festival Kuliner Bali Kabupaten Badung.

Mangupura (Metrobali.com)-

Festival Kuliner Bali (FKB) 2020 yang digelar FPF PDI Perjuangan Bali serentak di 9 kabupaten/kota se-Bali, Minggu pagi (23/2/2020) menjadi momentum untuk semakin membangkitkan, melestarikan dan memperkenalkan kuliner tradisional Bali di kancah lokal, nasional hingga internasional.

Di Badung Festival Kuliner Bali yang diselenggarakan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung juga berlangsung semarak dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

Berbagai sajian istimewa diracik di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Badung mulai pukul 16.29. Mulai dari tipat cantok, jaje laklak, jukut undis, sate lilit, ayam betutu. Ada pula nasi campur, babi guling, batu bedil, sate pentul, bubur mangguh, nasi jinggo, jukut urab, nasi tepeng, bebek goreng, dan bebek betutu.

Festival Kuliner Bali ini sekaligus merayakan HUT ke-47 PDI  Perjuangan dengan tema yakni “Solid Bergerak, Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional.”

Festival Kuliner Bali ini juga menjadi bagian upaya melawan dampak virus Corona  serta adanya isu wabah African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian ternak babi di Bali.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung, I Putu Parwata usai membuka festival didampingi Koordinator Festival Kuliner Bali DPC PDI Perjuangan Badung, I Nyoman Dirga Yusa mengatakan total 15 peserta pelaku UMKM dilibatkan.

Festival Kuliner Bali ini digelar bekerja sama dengan berbagai stakeholder, yakni Perempuan Sarinah Kabupaten Badung, Asosiasi Kuliner (ICA Bali), GIPI, PHRI, IHGMA, dan IFBEC.

“Misi yang diusung yakni melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional Bali untuk mengembangkan inovasi pengolahan pangan sesuai dengan kearifan lokal Jana Kerthi. Sekaligus bertujuan melestarikan mutiara kuliner khas Proklamator RI, Bapak Ir. Soekarno,” ucap Ketua DPRD Badung ini.

Kuliner Bali jelasnya tak kalah jauh dengan pembangunan spot pariwisata lain, namun sangat banyak jenis makanan khas Bali yang belum dikenal.

Putu Parwata menambahkan festival digelar untuk mengangkat kearifan lokal Bali sekaligus memberikan kontribusi perekonomian pelaku UMKM dan melestarikan kuliner Bali.

“Perlu ada kekuatan politik dan soliditas untuk mengangkat kuliner Bali. Sesuai amanat partai kami menggerakkan seluruh potensi kuliner di Badung untuk menjadi basis ekonomi kerakyatan,” ucapnya sembari menyebut Badung akan membangun spot kuliner khusus.

Ketua Tim Juri Festival Kuliner Bali, Nyoman Swastika menegaskan bahwa masakan asli Bali yang diwariskan turun-temurun mesti dipertahankan.  Terlebih masakan Bali sangat diminati oleh wisatawan mancanegara.

“Kami sebagai chef profesional mendapati fakta bahwa turis Italia tidak ingin makanan Italia, turis Australia tidak ingin barbeque. Mereka justru bertanya di mana restoran Bali yang enak. Kita harus akui masyarakat Bali terlalu terobsesi dengan kuliner internasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator Festival Kuliner Bali DPD PDiP Bali Provinsi Bali, I Made Ramia Adnyana menyebut total pihaknya mengumpulkan 135 resep masakan dari 9 kabupaten/kota pada event serentak, Minggu (23/2/2020).

 “Festival ini bertujuan mengangkat masakan Bali ke tingkat nasional dan internasional. Bali memiliki hampir 10 juta kunjungan wisatawan domestik pada 2019 dan ada 6,3 juta wisatawan internasional yang wajib kita suguhi masakan tradisional,” tegasnya.

Festival Kuliner Bali ini juga dijadikan momentum mengangkat nama arak Bali agar semakin populer dan menjadi “Spirit Ketujuh Dunia.”  Diharapkan arak Bali akan masuk sejajar dengan nama-nama tersebut dan selevel tenarnya dengan minuman beralkohol lainnya seperti vodka, wisky, brendi, wine, soju di Korea Selatan dan sake dari Jepang.

Jadi wisatawan datang ke Bali nantinya diharapkan  suguhkan minuman tradisional Bali yaitu arak Bali yang sudah melalui fermentasi dan destilasi. Karenanya pada FKB 2020 ini panitia juga melibatkan IFBEC (Indonesia Food & Beverages Executive Association) untuk mengangkat arak Bali sebagai Spirit Ketujuh Dunia.

“Arak Bali harus jadi Spirit Ketujuh Dunia dan tampil sejajar dengan produk-produk yang lain,” tegas Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) dan GM H Sovereign Bali ini. (dan)