Festival Buleleng Tak Gunakan APBD
Singaraja (Metrobali.com)-
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan bahwa penyelenggaraan “Festival Buleleng 2013” sama sekali tidak menggunakan dana APBD.
“Kegiatan itu didanai pihak ketiga sehingga tidak menguras dana APBD,” katanya di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (29/6).
Menurut dia, kegiatan yang dipusatkan di Tugu Singa, Singaraja, pada 23-25 Agustus 2013 itu akan mengedepankan kearifan lokal, baik pentas seni dan budaya, maupun kuliner.
“Festival itu akan menampilkan tarian missal Teruna Jaya sebagai ikon Bali utara yang diciptakan Gde Manik, seniman legendaris asal Desa Jagaraga,” kata Bupati.
Meskipun demikian, dia mempersilakan instansi di Pemkab Buleleng mendirikan stan, namun dengan pos anggaran yang harus dihemat.
Suradnyana berharap kegiatan itu dapat dimanfaatkan oleh para seniman untuk menunjukkan potensi kreasi seni Kabupaten Buleleng yang tidak kalah menarik dengan daerah lain di Pulau Dewata.
Ketua Panitia Festival Buleleng Gede Suyasa meminta sanggar-sanggar seni di daerah utara Bali itu mampu menggali potensi kesenian.
Ayu Laksmi yang sudah cukup lama malang melintang di dunia hiburan menyatakan kesediaannya tampil di ajang itu. Selain itu, juga ada 17 sanggar seni yang siap meramaikan Festival Buleleng 2013.
Untuk meramaikan festival, pihak panitia juga mengundang sejumlah sastrawan Bali. INT-MB
2 Komentar
Di Buleleng Timur , Kecamatan Sawan mempunyai kearifan lokal budaya dan seni yang disebut “Sahyang” , budaya dan seni ini langka ditemui didaerah bali lainnya dan setahu sy ada disalah satu Desa ……., Kec. Sawan. Menurut kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat, saat purnama tertentu Sanghyang tersebut nuntun , sebuah tarian jaran (kuda) yang menggelinding diatas bara api serta penjagaan berkeliling, bagi siapa yang membawa rokok menyala / lampu penyala akan disergap, dibanting oleh sangyang , sudah banyak dan berkali-kali tamu/touris yang ingin megabadikan tarian sanghyang tapi hasilnya slalu nihil, aneh tapi nyata…..kesan sy terhadap bapak bupati Buleleng Tarian Sanghyang ini dituntun pada saat-saat tertentu, dan tidak mungkin akan dipentaskan ditempat lain , ini merupakan budaya kearifan lokal seni yang harus dilestarikan untuk menjadi pariwisata budaya, untuk itu semua pihak patut mendukungnya, trim.s
Buleleng dengan wilayah terluas, mempunyai banyak seni, dn kebudayaan yang khas dari berbagai desa yang jumlahnya ratusan. Mulai melakukan hal2 kecil utk hasil yang besar. semoga BULLFEST 2013 akan menjadi agenda yg akn ikut menggeliatkan ekonomi di Buleleng, yg selama ini terkesan di anak tirikan oleh PemProv yg lebih memusatkan pembangunan di Bali selatan. Bravo BULLFEST 2013.