Kegiatan ‘Monitoring dan Evaluasi Program Bela Negara di Kementerian Pertahanan RI oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)’ di Kawasan Sunset Road, Badung – Bali (12/9/2019).

Denpasar (Metrobali.com) –

Keberhasilan penguatan program bela negara di Bali terlihat sedemikian nyata sebagai suatu Gerakan Budaya yang lebih mengutamakan kwalitas vibrasinya dibandingkan dengan daerah lain, Namun Forum Bela Negara (FBN) Bali masih berharap ada sinergitas terkait serapan dana program dari berbagai kementerian sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. Hal tersebut terungkap dari kegiatan ‘Monitoring dan Evaluasi Program Bela Negara di Kementerian Pertahanan RI oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)’ di Kawasan Sunset Road, Badung – Bali (12/9/2019).

Kasubdit ketahanan negara Bappenas, Gunata menyampaikan bahwa Penguatan konsep bela negara menjadi bagian pilar yang sangat strategis dan preventif untuk menghalau segala bentuk intoleransi dan benih-benih faham terorisme dan setelah melihat febomena-fenomena yang mengarah pada disintegrasi sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa, sehingga kedepan, penguatan bela negara akan menjadi suatu program nasional.

“Kementerian Pertahanan memberikan apresiasi kepada FBN Bali yang sejatinya layak menjadi ‘role model’ penguatan bela negara, hal ini berkenaan dengan peran dan komitmennya dalam diseminasi informasinya secara masif kepada masyarakat,” kata Endang Purwaningsih, Kasubdit Lingkungan Pemukiman Direktorat Bela Negara Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI.

Ketua Forum Bela Negara (FBN) Bali, Agustinus Nahak SH, MH., menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendukung konsep bela negara yang telah digariskan pemerintah yang penekanannya lebih kepada sosialisasi dan edukasi penebaran virus-virus bela negara kepada masyarakat, “Sejatinya penerapan konsep bela negara harus melekat pada setiap warga masyarakat, apapun profesinya, bahkan dengan membuang sampah pada tempatnya dan membayar kewajiban pajak juga merupakan suatu bentuk bela negara,” katanya mengingatkan.

Sementara itu, Ketua NawaCita Pariwisata Indonesia (NPI) yang juga Dewan Pakar FBN Bali, Dr. I Gusti Kadek Sutawa menyampaikan bahwa Bela negara harus merupakan setiap warga negara untuk menjadi bangga terhadap Indonesia dwngan juga menjaga kelestarian budaya, kita, sebab kebudayaan adalah part (bagian) dari kita, sehingga kita dapat membendung budaya luar yang fenomenanya kita lihat ada yang berupaya menggeser budaya kita dan kita harus mengantisipasinya, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang melestarikan budayanya sendiri, salah satunya di Bali dengan mengenakan pakaian adat Bali setiap hari tertentu (Kamis).

Hampir senada dengan hal tersebut, Anggota Dewan penasehat FBN Bali yang juga pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, Chandra Salim mengingatkan bahwa peran pengusaha UKM lokal harus dikedepankan dalam meningkatkan roda perekonomian, “Misalnya jika ada masuknya investasi luar negeri maka pengusaha lokal haruslah tetap menjadi ‘leading sector’ nya, berkaca dari pengalaman Papua dimana justru yang menguasai roda perekonomian bukanlah pengusaha lokal”. (hd)