Gedung Biro Penyelidik Federal AS (FBI) di Washington, 30 November 2017.

FBI mengatakan sedang menyelidiki 2.000 lebih kasus terkait dengan kelompok-kelompok yang ditetapkan Amerika sebagai organisasi teroris asing. Jumlah kasus itu mencerminkan ancaman terus-menerus yang ditimbulkan oleh kelompok seperti al-Qaeda dan Hezbollah.

Saat ini ada 68 kelompok individu dalam daftar organisasi teroris asing Departemen Luar Negeri AS, sebagian besar pengikut kelompok teror seperti al-Qaeda. Penetapan tersebut memungkinkan AS untuk membekukan aset yang dimiliki kelompok-kelompok teror tersebut dan anggota mereka serta menyelidiki aktivitas mereka.

Fokus baru FBI pada organisasi teroris asing dan anggotanya sebagian mencerminkan kebangkitan diam-diam al-Qaeda dalam beberapa tahun terakhir , kata Seamus Hughes, wakil direktur Program Ekstremisme di Universitas George Washington.

“Sementara fokus utama dalam beberapa tahun terakhir adalah ISIS, al-Qaeda menggunakan waktu itu untuk menunggu waktu mereka dan membangun jaringan,” kata Hughes.

“Jadi, kasus-kasus ini masih ada di luar sana, dan mereka akan menyelidikinya. Bukan hanya ISIS, ada al-Qaeda, afiliasinya, dan kemudian ada kelompok-kelompok seperti Hizbullah,” tambah Hughes.

Dari sekitar 5.000 kasus terorisme yang sedang diselidiki, sekitar 850 berfokus pada terorisme domestik seperti kekerasan sayap kanan, sementara sisanya terkait terorisme internasional, kata FBI. [my/pp] (VOA)