Badung, (Metrobali.com)

 

Founding Partner dan Executive Director of The Fab City, Tomas Diez, menekankan pentingnya Fab Lab sebagai ruang yang menjembatani dunia digital dan fisik.

“Melalui teknologi digital, kita dapat merealisasikan ide menjadi solusi nyata di dunia fisik,” ungkap Tomas saat media briefing di Jimbaran, Senin (16/12).

Ia menjelaskan, Fab Lab pertama kali didirikan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Boston, Amerika Serikat. Namun kini, siapa saja dari belahan dunia mana pun dapat belajar dan berinovasi dengan fasilitas yang sama seperti di MIT, termasuk di Bali.

Di Bali Fab Lab (Fabrication Laboratory) berlokasi di Jimbaran Hub. Ini katanya, dapat menjadi angin segar bagi para inovator lokal. Sebagai bagian dari jaringan global yang tersebar di lebih dari 3.000 lokasi, Fab Lab Bali membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menciptakan solusi inovatif, terutama untuk tantangan lokal seperti pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan.

Keberadaan Fab Lab Bali memberikan peluang besar bagi inovator lokal untuk berkembang. Tomas berharap masyarakat tidak hanya menjadi content creator tetapi juga reality creator, yaitu individu yang mampu menciptakan solusi nyata untuk tantangan di sekitar mereka.

“Fab Lab memungkinkan siapa saja membuat apa saja,” ujarnya. Dengan akses ke alat dan teknologi canggih, inovator lokal dapat mengembangkan ide-ide kreatif menjadi produk yang bermanfaat, baik untuk komunitas lokal maupun pasar global.

Wan Zaleha Radzi, Founding Partner CAST Foundation, menjelaskan bahwa visi Fab Lab Bali melampaui sekadar inovasi teknologi. “Fab Lab adalah ruang yang mendemokratisasi akses terhadap inovasi, memberdayakan individu dan komunitas untuk menciptakan solusi bagi tantangan lokal,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci. Di Fab Lab Bali, seniman, insinyur, pelajar, dan pengusaha dapat bekerja bersama untuk mengubah ide menjadi prototipe nyata. Hal ini memberikan peluang bagi inovator lokal untuk menciptakan dampak yang nyata, tidak hanya di Bali tetapi juga secara global.

Salah satu fokus utama Fab Lab Bali saat ini adalah eksplorasi energi terbarukan dan material alternatif. Proyek ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan yang relevan dengan tantangan lokal.

“Fab Lab memungkinkan kita bereksperimen dengan material alternatif untuk menciptakan prototipe solusi berkelanjutan,” tambah Wan Zaleha. Proyek seperti ini menjadi peluang emas bagi inovator Bali untuk terlibat dalam solusi global.

Tafia Sabila dari Fab Lab Bali menjelaskan bahwa laboratorium ini memiliki tiga fokus utama: peningkatan kapasitas melalui Fab Academy, eksperimen melalui berbagai acara, dan implementasi inovasi melalui konsultasi.

Fab Academy bahkan menawarkan program beasiswa bagi inovator Bali. Menurut Elaine Regina, perwakilan Fab Academy, syarat utama beasiswa ini adalah proyek yang dikembangkan harus berdampak langsung pada komunitas lokal, terutama masyarakat pesisir.

Adapun, topik proyek yang didukung, konservasi air, energi baru terbarukan, pengolahan sampah menjadi produk bernilai, material alternatif. dan pelestarian teknologi tradisional.

Dengan fasilitas yang tersedia di Fab Lab, inovator lokal memiliki kesempatan untuk menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan komunitas sekaligus bersaing di pasar global.

Sebagai bagian dari jaringan global, Fab Lab Bali menjadi wadah bagi kreativitas dan kolaborasi yang mampu menciptakan masa depan berkelanjutan bagi Bali.

 

(jurnalis : Tri Widiyanti)