Estafet Kepemimpinan Kodam IX/Udayana: Zamroni Pamit, Piek Siap Tancap Gas
Denpasar, (Metrobali.com)
Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana menggelar acara lepas sambut Panglima Kodam dalam suasana penuh kehangatan dan khidmat di GOR Yudhomo Praja Raksaka, Kepaon, Denpasar. Acara ini menandai pergantian tongkat estafet kepemimpinan dari Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.IP., M.Si., kepada Mayjen TNI Piek Budyakto, S.H., M.H. sebagai Pangdam IX/Udayana yang baru.
Sebelum menjabat sebagai Pangdam, Mayjen TNI Piek Budyakto mengemban amanah sebagai Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI. Kini, ia resmi memimpin Kodam IX/Udayana yang membawahi wilayah strategis meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam sambutannya, Mayjen Piek menyampaikan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara Kodam IX/Udayana dengan berbagai elemen, baik TNI, Forkopimda, maupun masyarakat.
“Kami berharap keluarga besar Udayana bersama Forkopimda Bali, NTB, dan NTT terus bersinergi dalam setiap program strategis. Dengan semangat kebersamaan dan tanggung jawab, saya yakin kita dapat meningkatkan capaian yang telah dirintis para pendahulu,” ungkapnya.
Sementara itu, Mayjen TNI Muhammad Zamroni yang kini menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Kasad (Koorsahli Kasad), menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan selama masa tugasnya di Kodam IX/Udayana. Ia juga memberi pesan kepada penggantinya untuk segera melanjutkan berbagai program penting yang telah dirancang.
“Kepada pengganti kami, Pak Piek, ayo segera tancap gas. Masih banyak tempat yang belum sempat kami datangi dan pekerjaan yang harus dituntaskan. Saya yakin beliau mampu meneruskan bahkan membawa Kodam IX/Udayana menjadi lebih baik,” ujarnya.
Acara yang dihadiri oleh jajaran pejabat TNI, Forkopimda Bali-Nusra, tokoh masyarakat, serta perwakilan instansi sipil dan militer ini menunjukkan kuatnya nilai-nilai kebersamaan dan loyalitas di lingkungan TNI AD.
Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, S.E., M.M., M.H.I., menegaskan bahwa prosesi lepas sambut ini merupakan bagian dari tradisi militer dan bentuk penghormatan terhadap estafet kepemimpinan.
“Ini bukan sekadar seremoni formal, tapi menjadi wujud penghargaan atas dedikasi pejabat lama serta bentuk penerimaan hangat terhadap pejabat baru. Momen ini mencerminkan soliditas satuan dalam menjaga stabilitas dan keamanan wilayah Bali, NTB, dan NTT,” pungkasnya.
(jurnalis : Tri Widiyanti)