Pagi itu, siswa-siswi SMA N Bali Mandara (Sampoerna Academy) terlihat begitu girang dengan wajah yang dihiasi senyum. Keceriaan itu cermin semangat mereka mengikuti kegiatan entrepreneurship course. Program entrepreneurship course adalah salah satu wujud pelaksanaan program Pathway to Leadership SMA N Bali Mandara (Sampoerna Academy) khususnya  bidang entrepreneurship. Pathway to Leadership adalah program yang memberikan akses kepada peserta didik dalam membentuk kompetensi sebagai calon pemimpin masa depan. Sebagai seorang calon pemimpin, tentu peserta didik harus memiliki jiwa berwirausaha. Melalui kemampuan berwirausaha, peserta didik mampu mengembangkan kompetensi memanajemen organisasi dan mengambil keputusan secara tepat sehingga dapat bersaing di era globalisasi ini.

Dalam acara yang berlangsung selama dua hari, semua siswa begitu antausias mengikuti pembelajaran tentang bagaimana cara menjadi seorang entrepreneur yang berhasil, bahagia, dan sejahtera. Pada kesempatan itu, ccara dibuka oleh Kepala Sekolah SMA N Bali Mandara (SA), Drs. I Nyoman Darta, M.Pd. Pada kesempatan itu, pembelajaran entrepreneur diberikan  oleh Eka Ruby Soho seorang pengusaha muda yang mempunyai Ruby Soho Distro. Dalam pemaparan materinya, Eka menyampaikan bahwa menjadi pengusaha itu diperlukan keberanian dan kemampuan memanfaatkan peluang. Memulai usaha tidak harus dengan modal besar. “Yang penting kita punya relasi. Ketika mendapat kepercayaan dari mitra usaha, kita harus menjaga kepercayaan itu. Kejujuran adalah mudal utama dalam berusaha,” saran pengusaha muda asal Buleleng itu.

Narasumber kedua adalah Guru Besar  Matematika Undiksha Singaraja,  Prof. Phil. Sudiarta. Beliau memaparkan materi tentang kiat-kiat sukses terjun ke dunia bisnis. Selain narasumber dari luar sekolah siswa juga mendapatkan pelajaran bagaimana menumbukan ide-ide kreatif dari salah satu guru mereka yaitu I Wayan Madiya.

“Beruntung sekali rasanya dapat pengalaman tentang bisnis dari  pengusaha-pengusaha sukses. Tanpa program entrepreneurship course mungkin kami tidak akan mendapatkan materi berwirausaha. Materi yang disampaikan ini sangat menginspirasi dan mudah diaplikasikan nanti. Tidak muluk-muluk,” ungkap seorang siswa yang mengikuti program itu.

Setelah mendapatkan materi dari beberapa narasumber siswa dibagi menjadi sembilan kelompok berdasarkan house mereka masing-masing yakni dolphin house, dove house, eagle house, hornbill house, komodo house, lion house, manta ray house, rhino house, dan shark house. (SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) menggunakan sistem boarding school. Dalam kehidupan sehari-sehari, siswa dikelompokkan menjadi sembilan house. House itu menjadi keluarga mereka di sekolah).

Mereka mendapat kesempatan  merancang proposal bisnis untuk dilaksanakan selama tiga bulan secara terprogram. Setiap house memiliki program tersendiri yang berbeda dengan house yang lain. Program yang diusung Shark House, misalnya, mereka mencoba merancang bisnis pembuatan nata de aloevera. Dalam proposalnya, mereka menguraikan secara rinci cara pembuatan, bahan yang digunakan, pengemasan, dan pemasaran nata de aloevera. Hal yang sama juga dilakukan oleh para house yang lain dengan program yang berbeda.

“Saya seperti sedang berbisnis beneran. Kini, saya baru tahu bahwa dalam berbisnis harus dilakukan secara terprogram dan sungguh-sungguh, serta diperlukan inovasi,“ ungkap Rika salah satu anggota Shark House sambil memperlihatkan rancangan produknya.

Entrepreneurship course dilatarbelakangi oleh sekolah dirasa perlu membuat suatu program yang seimbang antara pengetahuan (knowledge), kecakapan hidup  (life skill), dan sikap (attitude). Dengan hal tersebut, siswa sebagai calon pemimpin dapat mengembangkan secara keseluruhan antara pengetahuan, kecakapan hidup, dan sikap secara terpadu. Kepaduan itu diwujudkan dalam program leadership, entrepreneurship, dan outreach. Entrepreneurship adalah suatu kegiatan yang memberikan cara bagaimana menjadi seorang wirausahawan yang mampu bersaing dalam dunia bisnis yang besar. Melalui program entrepreneurship ini siswa diharapkan memiliki kecakapan dalam bidang berbisnis yang sangat bermanfaat sebagai calon wirausahawan masa depan. “Sebagai wirausahawan yang baik harus bisa berani mengambil resiko dan berpandangan yang luas dan ke depan,” jelas Ruben Made Janter Gueterres, Guru SMA N Bali Mandara (SA).

Dengan adanya program ini, diharapkan ilmu berbisnis yang telah didapatkan oleh para siswa dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat memberikan konstribusi langsung terhadap dunia bisnis Indonesia. “Keberhasilan suatu usaha hadir dari kesungguhan diri,” ungkap Nurul Inayah, guru SMA N Bali Mandara (SA). Dunia bisnis akan sangat berbeda dengan apa yang kita pelajari di kelas, bisnis memiliki dinamikanya tersendiri. Entrepreneurship course merupakan salah satu cara membuat siswa se-familiar mungkin dengan apa itu bisnis sesungguhnya dan bukan hanya sekedar textbook. (Handre)