Foto: Wakil Gubernur Provinsi Bali Nyoman Giri Prasta, Sekretaris I TP PKK Provinsi Bali Nyonya Seniasih Giri Prasta, Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, CHRO Enesis Group Bambang Cahyono, tokoh perempuan Bali Jero Ayu Happy Salma serta kader Jumantik dalam Kick Off Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD” di Inna Bali Heritage Hotel, Kota Denpasar pada Kamis 20 Maret 2025.

Denpasar (Metrobali.com)-

Enesis Group melalui brand andalannya, Soffell kembali hadir bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), melalui Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD”.

Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD” merupakan inisiatif dari Enesis Group yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang upaya pencegahan DBD secara langsung kepada masyarakat di tingkat terendah, yaitu desa/kelurahan dan keluarga.

Program ini akan berlangsung mulai tanggal 2 April hingga 4 Juni 2025 di Kota Denpasar yakni fi wilayah Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Selatan, lalu Kabupaten Badung di wilayah kecamatan Kuta Selatan dan Kabupaten Gianyar di wilayah Kecamatan Ubud.

Program ini resmi diperkenalkan dalam acara Kick Off di Inna Bali Heritage Hotel, Jl. Veteran No.3, Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar pada Kamis 20 Maret 2025.

Hadir selaku keynote speaker Wakil Gubernur Provinsi Bali Nyoman Giri Prasta, hadir pula Sekretaris I TP PKK Provinsi Bali Nyonya Seniasih Giri Prasta, Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom dan CHRO Enesis Group Bambang Cahyono, tokoh perempuan Bali Jero Ayu Happy Salma.

Acara ini juga melibatkan ratusan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) dari Denpasar Selatan, Denpasar Barat, Ubud dan Kuta Selatan yang akan menjadi salah satu sasaran pelatihan program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD”. Kader Jumantik akan mendapatkan insentif apresiasi Rp 150 ribu per hari setelah menuntaskan tugas mendatangi 27 rumah untuk edukasi DBD dan 3M Plus

Direktur Enesis Group Bambang Cahyono dalam sambutannya sebelum Kick Off Program “Bebas Nyamuk Keluarga Sehat dan Bebas DBD” ini menyatakan Enesis Group adalah perusahaan asli Indonesia didirikan pemuda Jawa Barat, dan sudah beroperasi lebih 30 tahun dengan banyak produk yang sudah dikenal masyarakat seperti Soffell, Adem Sari, Antis, Vegeta dan lain-lain

Semua produk Enesis Group berdasarkan pengalaman pendirinya. Misalnya lahir produk Soffell berawal dari pengalaman pendirinya saat lajang digigit nyamuk tidak bisa tidur dan dia berpikir jika dirinya digigit nyamuk maka jutaan rakyat Indonesia juga digigit nyamuk dan harus ada solusinya. Lalu terciptalah produkSari Puspa yang kemudian bertransformasi jadi Soffell. Kemudian selanjutnya produk untuk sariawan ada Adem Sari, untuk masalah pencernaan ada Vegeta dan untuk strika ada Kispray.

“Kami ingin mempermudah hidup masyarakat dan lewat Soffell kami ingin membntu pemerintah melindungi masyarakat dari DBD,” kata Bambang Cahyono.

Enesis Group juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Bali khususnya Dinas Kesehatan atas sambutan positif dalam kerjasama meningkatkan edukasi tentang DBD di Pulau Dewata. “Kerja sama dari awal diterima dengan baik dan memang kami datang untuk tingkatkan edukasi DBD,” ungkap Bambang Cahyono.

Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD” ini adalah langkah konkret Enesis Group melalui Soffell dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pencegahan DBD dengan menyasar langsung keluarga sebagai bagian vital dan menyasar komunitas lebih besar.

“Harapannya kesadaran DBD jadi bagian tidak terpisahkan dari keseharian. Program ini adalah investasi jangka panjang dan berkelanjutan untuk mengubah perilaku hidup sehat masyarakat,” pungkas Bambang Cahyono.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta mengapresiasi Bali dijadikan role model Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD” dari Enesis Group melalui Soffell. “Kerjasama dan kolaborasi ini bagian Pentahelix
Terima kasih Bali jadi role model dan kami yakin dengan program ini bisa mengurangi DBD di Bali,” kata Giri Prasta.

Dia lantas menyampaikan bahwa kasus DBD di Bali cenderung meningkatkan setiap tahunnya namun syukurnya angka kasus kematian akibat DBD di Pulau Dewata perlahan turun. “Kasus DBD lebih banyak di 2024 dibandingkan 2023. Tapi angka kematian jauh berkurang
Dengan upaya bersama stakeholder semua, ke depan Astungkara nol persen masyarakat meninggal karena DBD,” ujarnya.

Selain adanya Program “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD” dari Enesis Group melalui Soffell ini, Giri Prasta mengajak masyarakat gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M Plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, mmeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk seperti Soffell, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan lainnya.

Di sisi lain Giri Prasta menegaskan Pemprov Bali mendorong semakin banyak Jumantik di seluruh Bali dan diharapkan ke depan ada satu Jumantik untuk satu KK. Bahkan mantan Bupati Badung itu mendorong Jumantik seluruh Bali menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)

“Saat ini di Badung sudah ada Jumantik bahkan sudah jadi P3K. Dan kami setuju satu KK satu Jumantik dan kami yakin bisa terwujud,” ujarnya.

“Jumantik ini bagian pahlawan pejuang agar tidak ada jentik nyamuk. Mari bersama ciptakan rasa aman melalui gerakan Jumantik ini,” ajak Giri Prasta. (dan)