DENPASAR, Metrobali.com — Duka mendalam menyelimuti keluarga pemangku Pura Dalam Ped, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Keempat putra sang pemangku harus meninggal karena tenggelam dan baru satu jenazah ditemukan.

Kapal motor Sri Murah Rejeki yang ditumpangi empat bersaudara dan teman sekaa angklung Gita Wiswara itu tenggelam sepulang dari ngayah upacara Ngaben (pembakaran jenazah) di Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan.

Keempat putra pemangku adalah I Wayan Muji, Ketut Ginarsa, Made Riawan, dan I Made Ngaji. I Wayan Muji sudah ditemukan, sedangkan tiga lainnya belum.

Mereka memang dikenal sebagai keluarga seniman dan ramah kepada siapa saja. Bahkan, empat anaknya berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Selain sebagai guru, mereka juga menjadi pemangku seperti ayahnya. Dalam mengajar pun, mereka sering membagi ilmu kesenian kepada anak didik.

Rencananya, salah satu putra pemangku yang telah ditemukan akan menjalani upacara pembakaran dan penguburan  Mekingsang Digeni (ini bukan upacara Ngaben). ”Sementara direncanakan Jumat 23 September mendatang,” kata Widana, kerabat korban.

Upacara ini merupakan prosesi sebelum digelar upacara Ngaben. Upacara ini bisa dilakukan sebelum Ngaben dengan membakar jenazah dan mengubur abu jenazah di setra (kuburan) sampai waktu yang tepat untuk upacara Ngaben.

Widana mengatakan, rumah pemangku terus didatangi kerabat dan tetangga. Bahkan, puluhan perempuan dan pria tanpa dikomando datang dan menyiapkan banten (sesaji) secara sukarela sebagaingayah (bekerja tanpa imbalan) untuk menyiapkan prasarana dan sarana upacara.

Rombongan Wakil Bupati Klungkung Cokorda Gede Agung langsung menengok keluarga pemangku Pura Dalem Ped serta beberapa korban selamat.(Kompas)