Bangli (Metrobali.com)-

Bank Indonesa (BI) bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bangli mengeksport Kopi Arabika Organik Kintamani untuk yang pertama kalinya. Di mana eksport yang pertama ini dikirim ke Korea Selatan sebanyak 18 ton dengan perincian harga 1,2 miliar. “Eksport resmi ini sebenarnya berasal dari klaster Masyarakat perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) yang terdiri dari masyarakat Kintamani pemilik dan pengolah kopi Arabika di Kintamani,” kata kepala Dinas pertanian, perkebunan dan perhutanan (P3) Bangli, Wayan Sukartana saat pelepasan eksport perdana di Museum Gunung Api Batur, Kintamani, Rabu (9/11).
Dikatakan Kintamani saat ini memiliki 1380  Ha lahan kopi dengan penghasilan lebih dari 1 juta ton pertahunnya. Dan juga Kintamani sejak tahun 2005 silam sudah mengeksport kopi ke sejumlah Negara konsumen kopi seperti Amerika, Australia,Jepang, Perancis dan Korsel.  Berkat kerjasama dengan BI kali ini selain pengembangan eksport  yang jelas, BI juga memberikan pelatihan kepada masyarakat pengusaha kopi di Bangli yang dilaksanakan selama dua hari di Museum Gunung Api,”sebutnya.
Pimpinan Bank Indonesia Wilayah Bali, Jeffry Kahuripan mengatakan pengembangan klaster  opi ini semata-mata untuk meningkatkan produktifitas masyarakat petani. “Pengebangan perekonomian masyarakat khususnya Kintamani ini harus didasari dan sesuai dengan pola pikir untuk mengembangkan potensi dan kepariwisataan sehingga layak dijual,” kata Jefry.
 Tujuan eksport perdana ke Korea Selatan ini,kata dia, karena masyarakat di sana sebagai penikmat kopi yang lumayan besar. Selain cuaca yang dingin juga pengolahan yang dilakukan lebih baik ketimbang di dalam negeri sendiri. “Penikmat dan pengolah kopi besar dunia seperti Perancis dan Italy saat ini sedang mengalami krisis di negaranya padahal itu merupakan prospek bagus dari negara-negara penghasil kopi seperti Indonesia khususnya Kintamani,”sebutnya.
Sementara Mahdi Mahmudi, Deputi Direktur Direktorat Kredit Bank  Perkreditan Rakyat (BPR) dan UMKM Bank Indonesia, menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia ini merupakan program usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BI yang sudah berjalan sejak tahun 2000  silam. Dimana saat ini sudah memiliki 40 kantor untuk pelayanan UMKM ini bekerja sama dengan pemerintah daerah,universitas, koperasi dan kelompok UMKM lainnya. “BI memiliki peran penting untuk mengembangkan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat menengah ke bawah dengan system kerjasama UMKM ini,” katanya.
Sementara Bupati Bangli I Made Gianyar yang hadir dalam acara tersebut mengakui keseriusan Bank Indonesia terhadap rakyat kecil.dimana dengan penguatan kerjasama ini niscaya kedepan akan mencapai masyarakat yang sejahtera dan tentunya SDM bisa lagi ditingkatkan. “Tentu dengan berbagai pelatihan kepada masyarakat kwalitas yang didapatkan akan mampu berdiri sejajar dengan produk luar negeri,” katanya. Dan jangan sampai kopi yang dijual sekarung 100 dollar kita beli lagi secangkir 100 dollar, itu artinya ditingkat pegolahan memang minim dan harus ditingkatkan.
“Eksport ini jangan seumur pisang saja,dan kedepannya masyarakat yang tergabung dalam MPIG bisa meningkatkan kwalitas dan jangan hanya instan dan hanya melihat uang saja perhatikan juga kwalitasnya, dan untuk Bank Indonesia mohon bimbingan dan kerjasamanya lebih baik lagi kedepannya dan berkesinambungan,” tandas Gianyar.