Foto: Bupati Badung Nyoman Giri Prastas meninjau mini expo pameran produk kreatif dari pelaku UMKM serangkain kick of program Banjar Creative Space (BCS) di Banjar Ubung, Jimbaran, Badung pada, Minggu 10 April 2022.

Badung (Metrobali.com)-

Program Banjar Creative Space (BCS) sebagai upaya menghidupkan ekonomi kreatif di Bali dari balai banjar memberikan asa baru dan ekonomi alternatif selain sektor pariwisata. Menariknya program BCS ini menjadi simboliasi kekuatan bersama, sinergi semua pihak turun ke banjar bersama-sama menguatkan ekosistem ekonomi kreatif Pulau Dewata.

Bahkan para menteri juga turut memberikan dukungan penuh kepada program BCS yang merupakan inisiasi bersama BITHUB (Bali Initiative Hub), Indonesia Creative Cities Network (ICCN), STMIK Primakara, serta stakeholder lainnya. Salah satunya dukungan penuh diberikan Menteri BUMN Erick Thohir melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pertamina. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga turut memberikan dukungan penuh saat program BCS ini pertama kali hadir di Banjar Samuan Kangin, Carangsari, Petang, Badung.

Melalui kehadiran program BCS ini maka tidak salah muncul istilah baru “Menteri Masuk Banjar” yang menegaskan spirit membangun balai banjar di Bali tidak hanya sebagai simpul sosial kultural, tempat berkembangnya adat seni budaya tapi juga simpul-simpul ekonomi kreatif Pulau Dewata.

“Dulu ada ABRI masuk desa jangan salah sekarang menteri masuk balai banjar,” kata Bupati Badung Nyoman Giri Prasta didampingi CEO BITHUB Ida Bagus Agung Gunarthawa, Ketua BEACH I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha, perwakilan Pertamina dan undangan lainnya saat kick of program Banjar Creative Space (BCS) di Banjar Ubung, Jimbaran, Badung pada, Minggu 10 April 2022.

BCS dirancang menjadi strategi pengembangan potensi berbasis masyarakat Bali yang simpul utamanya berada di banjar-banjar. Untuk di Bali, ada 11 banjar yang menjadi role model program BCS ini, salah satunya hadir di Banjar Ubung, Jimbaran, Badung.

“Kami apresiasi program BCS ini. Terima kasih Bapak Menteri BUMN, Bapak Menteri Koperasi dan UKM sudah masuk ke banjar-banjar,” kata Giri Prastas lantas mengajak masyarakat bersatu untuk mengembangkan program BCS ini dan menggarap peluang sektor ekonomi kreatif di Badung.

“Kalau bersatu, setengah perjuangan kita sudah berhasil. Bersatu nggih, ne Nyoman ngebek (saya mendukung, memback up),” seloroh Giri Prasta.

Penegasan serupa disampaikan Ketua Badung Economy Art Creative Hub (BEACH) I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha yang akrab disapa Gek Inda. “Terima kasih program BCS. Kalau dulu ABRI masuk desa sekarang menteri masuk banjar dengan program ini,” kata Anggota DPRD Badung ini seraya menegaskan Badung bisa menjadi hub pemasaran produk ekonomi kreatif dari berbagai daerah di Bali.

Ia juga berharap generasi muda di Badung mampu menggerakkan program BCS ini, menghasilkan produk-produk ekonomi kreatif dari balai banjar. “Kalaupun generasi rebahan jadilah generasi rebahan yang produktif hasilkan cuan,” tegas pengusaha perempuan asal Carangsari, Petang ini.

Chief Executive Officer (CEO) BITHUB (Bali Initiative Hub), Ida Bagus Agung Gunarthawa mengungkapkan program BCS ini adalah representasi dari perhatian pemerintah pusat yang inline dengan kebutuhan masyarakat di Bali. Maka tepat istilah “Menteri Masuk Banjar” sebagai sebuah spirit dan harapan agar program BCS ini mendapatkan dukungan lintas kementerian untuk keberlangsungan ke depannya.

“Para menteri ini memang representasi dari berbagai bidang sesuai dengan tupoksinya.  Rata-rata kita menghadirkan UMKM karena size dari ekonomi kreatif rata-rata adalah usaha mikro kecil dan menengah lalu kenapa BUMN karena memang kita butuh engigment yang relate dengan perkembangan ekonomi,” tambah Agung Gunarthawa yang juga Direktur Pemasaran Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini.

Dalam hal ini salah satunya yang dilibatkan adalah Kementerian yang memang memiliki financial capital atau ekosistem bisnis yang sangat dimungkinkan untuk di-connecting dengan pelaku UMKM kreatif di banjar. Terkait kemajuan yang tercapai dari program BCS ini, diakui memang ritmenya akan berbeda sesuai dengan kondisi banjar itu sendiri. Ada yang memang dari newbie atau benar-benar pelaku awal bahkan memang ada yang sudah relatif berkembang.

“Untuk saat ini justru yang sangat menarik adalah ketika banyak pemula di bisnis salah satunya di Banjar Samuan Kangin Carangsari Petang, Badung mulai dari 0 lalu saat ini mereka beromzet satu bulan 15 hingga Rp. 20 juta itu persatu UKM. Jadi ada progres yang positif ketika dua bulan berjalan dengan angka yang progresif,” tutupnya. (wid)