Foto: Anggota DPR RI Komisi II AA Bagus Adhi Mahendra Putra atau kerap disapa Gus Adhi menyerahkan bantuan alat-alat pertanian dan bibit buah unggul sebagai sarana penunjang produktivitas di subak kepada sejumlah subak dan kelompok tani (poktan) di Kabupaten Jembrana pada Senin 27 November 2023.

Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) terus memberikan perhatian untuk penguatan pertanian di Bali dan peningkatan kesejahateraan petani di Pulau Dewata. Walaupun tidak lagi bertugas di Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi itu, tak pernah berhenti menyalurkan bantuan untuk petani.

Kali ini wakil rakyat yang kini bertugas di Komisi II DPR RI itu kembali hadir memberikan “sejuta senyum untuk petani” dengan menyerahkan bantuan alat-alat pertanian dan bibit buah unggul sebagai sarana penunjang produktivitas di subak. Bantuan diserahkan kepada sejumlah subak dan kelompok tani (poktan) di Kabupaten Jembrana pada Senin 27 November 2023.

Bantuan alat-alat pertanian dan bibit buah unggul yang diserahkan diantaranya mesin potong rumput 100 unit, bibit kelapa genjah 4.000 pohon dan bibit buah unggul (seperti durian, manggis dan lain-lain) 4.000 bibit.

“Penyerahan alat-alat pertanian dan bibit buah unggul sebagai sarana penunjang produktivitas di subak adalah komitmen dan upaya serius kita untuk terus mendorong subak menghasilkan pangan bermutu. Subak harus menjadi benteng ketahanan pangan kita di Bali selain juga menghasilkan pangan bermutu,” kata Adhi Mahendra Putra.

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan bantuan alat-alat pertanian dan dana pertanian begitu juga meningkatkan jumlah penyuluh pertanian di masing-masing subak yang ada di Bal juga dalam rangka menguatkan kelembagaan subak di Bali yang juga menjadi kearifan lokal kebanggaan Bali.

Politisi Golkar asal Jero Kawan, Kerobokan, Badung ini lantas mengingatkan bahwa Indonesia ini adalah negara agraris dan Bali mempunyai kearifan lokal yang sudah diakui dunia bahkan diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Lebih beruntung lagi kini keberadaan subak telah diakui dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali bersama kearifan lokal lainnya di Bali yakni desa adat.

“Sudah berhasil kita perjuangkan subak dan desa adat masuk diakui dalam Undang-Undang Provinsi Bali. Bahkan Kementerian Hukum dan HAM mengatakan Undang-Undang Provinsi Bali adalah temuan inovasi baru tata negara. Karena apa? Karena mempunyai sumber dana. Yang kedua, kearifan lokalnya masuk di UU ini yaitu desa adat dan subak,” beber wakil rakyat yang sudah dua periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini dan tercatas sukses mengawal dan memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Provinsi Bali.

Adhi Mahendra Putra lantas menegaskan peran pentingnya kelembagaan subak sebagai penjaga lumbung pangan di Bali khususnya untuk di Bali Nusra. “Kita harapkan subak ke depan mampu menjadi lumbung pangan dan menjaga ketahanan pangan paling tidak di Bali Nusra,” harap wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Di sisi lain Adhi Mahendra Putra mengingatkan masyarakat petani jangan menjadi pemerkosa pertanian. “Mupuk nggak pernah, mangkas nggak pernah, memelihara tidak pernah. Tahunya sudah ada buah ambil jual selesai. Disinilah perlu kita hadirkan penyuluh pertanian,” tegas Adhi Mahendra Putra yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

Karena ketidakpahaman masyarakat petani dalam mengoptimalkan lahan pertaniannya, Adhi Mahendra menemui banyak subak abian atau kebun/ladang masyarakat petani menjadi hutan mini. Maunya menanam tumpang sari tapi jadi tumpang tindih dan tidak menghasilkan apa-apa padahal lahan tersebut adalah aset yang luar biasa.

 

Dia lantas memberikan perbadingan dan ilustrasi bahwa di luar negeri negaranya maju karena asetnya bekerja sedangkan orangnya tidur. “Sekarang di Indonesia aset kita yang tidur dan kita yang sudah kerja. Subak abian sekian hektar tidak menghasilkan apa-apa,” katanya lantas mengingatkan pentingnya 3K yakni kualitas, kuantitas dan kontinuitas dalam pertanian.

“Masalah 3K itu sudah harus mampu kita atasi bersama sehingga petani punya harapan kesejahteraan,” pungkas Adhi Mahendra Putra yang dalam Pileg 2024 ini kembali maju nyaleg ke DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar dengan nomor urut 4. (wid)