Keterangan foto: Bupati Jembrana I Nengah Tamba melepas pengiriman biji kakao fermentasi  ke perusahaan buyer,  POD Cokelat Baturiti, Senin (24/2)/MB

Jembrana (Metrobali.com) –

Bupati Jembrana I Nengah Tamba melepas pengiriman biji kakao fermentasi  ke perusahaan buyer,  POD Cokelat Baturiti, Senin (24/2). Pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi didampingi Kepala Perwakilan BI Propinsi Bali Trisno Nugroho, Direktur Operasional  PT Bank BPD Bali Ida Bagus  Gede Setya Yasa, Sekda I Made Budiasa, Kadis Pertanian  dan Pangan I Wayan Sutama, kepala BPD Cabang Negara Ida Bagus Suriawan, bertempat di halaman rumah jabatan bupati di areal civic centre Jembrana.

“Saat ini coklat fermentasi dari Jembrana telah di akui mempunyai nilai sangat baik di pasar dunia. Kita(Jembrana) telah beberapa kali meng eksport biji coklat ke berbagai Negara, namun itu masih parsial. Bukan itu yang kita inginkan. Kami(pemerintah daerah) berupaya kedepan ini agar tidak berupa biji coklat yang kita eksport melainkan berupa barang olahan dari biji coklat fermentasi yang kita kirim . Jika prosesing itu dapat dilakukan, tentu akan dapat menambah pendapatan dan kesejahteraan  petani ,”ujarnya.

Lebih lanjut kata Tamba , Secara perlahan  upaya prosesing biji cokelat itu sudah dilakukan di Jembrana. Pemkab Jembrana juga imbuhnya berupaya memberikan dukungan . Misalnya melalui gerakan coklat morning guna menjamu tamu tamu Pemkab. “Yang disajikan dari kegiatan itu, adalah produk olahan cokelat karya UMKM Jembrana . Ini dukungan kita agar produk olahan kakao Jembrana itu makin dikenal, tidak hanya biji kakao yang lebih dulu diakui dipasar ekspor,” tandasnya .

Kata Bupati Tamba, dengan hadirnya Perumda , diharapkan  mampu membeli produk petani, mengolah dan mengeksport produksi petani. “Perumda ini slaah satu sub sektor usahanya dibidang kakao juga . Jadi Perumda berfungsi membeli produk petani dengan sasaran pasar ekport. Buyernya sudah ada, tinggal dimaksimalakan lagi,” terangnya.

Sementara Kepala  Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, Kabupaten Jembrana merupakan sentra  produksi kakao di Indonesia dengan kualitas  telah di akui dunia. Sebagai daerah yang sangat potensial maka penanganannya memerlukan sinergitas dari semua komponen. “Selama ini Jembrana sudah dikenal sebagai salah  satu daerah di Indonesia yang memiliki produksi biji coklat bermutu  tinggi. Namun untuk produksinya, tidak bisa ditangani sendiri-sendiri , perlu sinergitas baik pemerintah pengusaha, sektor perbankan dan petani itu sendiri,” ujarnya.

Sinergitas kata Trisno Nugroho, penanganannya dimulai dari hulu hingga hilirnya. “Di hulu, kita mestinya memahami petani kakao itu sendiri. Apa yang mereka butuhkan dalam budidaya kakao itu, apa bibitnya, bagaimana  pupuknya termasuk penanggulangan hama dan penyakitnya. Dengan demikian  tanaman mereka mampu berproduksi dengan maksimal. Sedangkan di hilirnya, mulai saat ini petani tidak lagi pusing memikirkan pasarnya apalagi telah hadir Perumda di daerah. Cukup para petani tekun , menghasilkan  produksi kakao didesanya, sedangkan untuk sektor hilir sudah ada yang membantu,” pungkasnya. RED-MB