Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar mengadakan aksi penanaman 300 pohon mangrove bekerja sama dengan komunitas warga negara asing (WNA) yang telah lama tinggal di Bali. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Pengayoman ke-79 Kementerian Hukum dan HAM RI serta menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-79 pada 17 Agustus 2024.

Kegiatan penanaman mangrove di kawasan mangrove, Muntig Siokan, Denpasar Selatan ini tidak hanya berfokus pada upaya pelestarian lingkungan tetapi juga menjadi momentum penting untuk mensosialisasikan program Golden Visa serta aturan “do’s and don’ts” bagi WNA yang tinggal di Bali.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, Ridha Sah Putra, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama pihaknya melibatkan komunitas WNA dalam aksi sosial. Ridha berharap acara semacam ini dapat lebih sering diadakan di masa depan untuk menciptakan Bali yang lebih aman, nyaman, dan tenteram.

“Harapan kami, semakin banyak kegiatan sosial yang melibatkan komunitas WNA ke depannya. Ini demi menciptakan Bali yang aman, nyaman, serta tetap tenang,” ujar Ridha usai penanaman mangrove, di Denpasar Sabtu 10 Agustus 2024.

Komunitas WNA yang terlibat dalam acara ini katanya berasal dari berbagai negara, termasuk Kanada, Inggris, Ukraina, dan Rusia. Menurut Ridha, mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam kegiatan penanaman mangrove ini. Keterlibatan mereka diharapkan dapat memperbaiki citra pariwisata Bali yang sempat tercoreng oleh ulah oknum WNA yang melanggar aturan keimigrasian.

Pramella Yunidar Pasaribu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, juga memberikan apresiasi terhadap partisipasi aktif WNA dalam kegiatan ini. Pramella menekankan bahwa komunitas WNA yang terlibat memiliki empati tinggi terhadap lingkungan dan mendukung upaya pelestarian Bali.

“Melibatkan komunitas WNA dalam acara ini menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang memiliki empati tinggi untuk memajukan Bali. Mereka bukan hanya pengunjung, tetapi juga bagian yang tak terpisahkan dalam menjaga kelestarian lingkungan di Bali,” ujar Pramella.

Di akhir acara, Pramella berharap agar para WNA yang berkunjung ke Bali dan Indonesia secara umum dapat menjaga dan melestarikan lingkungan, sehingga Bali tetap menjadi destinasi wisata yang aman, nyaman, dan menarik bagi wisatawan internasional.

“WNA yang terlibat sangat peduli terhadap rekan-rekannya yang kerap berperilaku tidak baik. Mereka termotivasi untuk menunjukkan bahwa masih banyak WNA yang peduli dan ingin berkontribusi positif bagi Bali,” tutup Pramella.

(Jurnalis : Tri Widiyanti)