Buleleng, (Metrobali.com)

Perkelahian berdarah-darah hingga menjadikan dua orang tewas mengenaskan terjadi di wilayah Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, pada Minggu, (3/7) sekitar Pukul 23.00 Wita malam. Dalam hal ini 4 orang pria terlibat perkelahian maut yang mengakibatkan dua orang tewas dengan beberapa luka sabetan senjata tajam pada sekujur tubuhnya.

Dua orang yang tewas dalam perkelahian ini, yakni Ketut Pauzi (39) dan Edi Salman.

Kronologis kejadiannya, berawal dari korban Pauzi dan istrinya Siti Akrimah (29) sedang tidur. Kemudian terdengar suara orang memanggil Pauzi dari luar rumahnya. Siti Akrimahpun kemudian terbangun dan membangunkan suaminya Pauzi.

Kendatipun situasi malam, Siti Akrimah mengenali suara yang memanggil nama suaminya. Ia mengenal suara itu adalah suaranya Edi Salman, Jakar dan Nu’ur. Setelah terbangun, Pauzi keluar rumah menemui Edi Salman, Jakar dan Nu’ur. Saat bertemu, sempat terjadi adu mulut yang berujung perkelahian.

Mendengar adanya suara keributan dan juga perkelahian, Siti Akrimah dalam hal ini selaku saksi berteriak meminta pertolongan warga.

Warga yang mendengar teriakannya, lalu mendatangi rumah Pauzi. Melihat warga pada berdatangan, dua orang rekan Edi Salman yakni Jakar dan Nu’ur pun melarikan diri. Namun pemandangan menggiriskan terlihat, dimana Pauzi dan Edi Salman tergeletak bersimbah darah di lantai depan rumahnnya Pauzi. Dengan adanya hal ini, bergegas warga membawa Pauzi ke RSUD Buleleng.

Sementara Edi Salman yang saat itu sudah meninggal dunia masih tergeletak di lantai.

Sementara itu, anggota Polsek Sukasada yang menerima laporan, langsung mendatangi lokasi. Saat itu, petugas sudah menemukan Edi Salman dalam keadaan meninggal dengan luka robek di betis kaki kanan dan kepala bagian belakang. Sedangkan Vauzi dinyatakan telah meninggal saat dicek di RSUD Buleleng dengan luka pada tangan kiri, dada kanan, punggung kanan dan kepala.

Perbekel Desa Pegayaman, Asghar Ali membenarkan terjadi peristiwa berdarah di desanya. Hanya saja Asghar mengaku hingga kini belum mengetahui penyebab peristiwa itu terjadi. “Saya masih di Jawa dan belum mengetahui penyebab kejadian pasti. Silahkan tanyakan kasusnya ke Polsek Sukasada,” kata Asghar.

Kapolsek Sukasada, Kompol Made Agus Dwi Wirawan tak menampik peristiwa itu. Ada dua korban tewas dalam insiden berdarah di Desa Pegayaman. Diduga peristiwa itu terjadi, karena komplotan Edi Cs ini menganggap bahwa Vausi telah membocorkan keberadaan mereka setelah melakukan aksi kriminal curanmor yang terjadi di wilayah Desa Gitgit beberapa waktu lalu.

“Memang saat itu anggota kami sempat melepaskan tembakan peringatan saat melakukan upaya penggerebekan di mokasi yang memang dicurigai namun mereka kabur. Selongsong peluru itu oleh mereka kemudian dibawa kepada Vauzi yang dituduh selama ini telah membocorkan keberadaan mereka kepada polisi,” ujar Kompol Agus Dwi.

Selama ini Vauzi, sebut Kompol Agus Dwi, sering memberikan nasehat kepada ketiga orang yang mendatangi rumah Vauzi agar bisa menghentikan semua perbuatan kriminal yang selama ini mereka lakukan. Diakui Kompol Agus Dwi, korban Vausi ini dahulunya juga merupakan seorang pelaku kriminal pencurian namun dikatakan telah taubat.

Bahkan menurut penuturan warga sekitar, komplotan Edi Salman ini kerap membuat onar di desanya terutama mencuri di rumah warga Desa Pegayaman maupun diluar wilayah Desanya. Sedangkan dua orang lainnya yang kabur, saat ini masih dilakukan pengejaran. Dan peran peran kedua orang tersebut masih belum diketahui.

“Sepertinya kelompok Edi Salman ini tidak terima dan bermaksud membuat perhitungan berujung nyawa keduanya tewas. Jadi dar Mepala Dusun dan warga sekitar mengaku kalau ES (Edi Salman) kerap berbuat onar termasuk juga mencuri tapi warga enggan lapor. Posisi Vauzi ini yang mengingatkan mereka sehingga terjadi peristiwa itu,” jelas Kompol Agus Dwi.

Jenis senjata yang digunakan untuk menghabisi Vauzi, menurut Kompol Agus Dwi belum diketahui pasti. Namun di lokasi, polisi berhasil menemukan sejumlah senjata tajam berupa parang atau klewang. “Benda tumpul tidak ditemukan. Ya, siapa yang punya dan membawa senjata itu kami belum tahu karena mejadiannya baru semalam. Kami mengumpulkan keterangan dan barang bukti,” pungkas Kompol Agus Dwi Wirawan. GS