kapal tenggelamJayapura  (Metrobali.com)-

Nahkoda KM Hidayah, Arif, satu dari dua orang yang ditemukan selamat oleh warga Papua Nugini mengatakan dua rekannya meninggal, serta enam lainnya tidak diketahui nasibnya setelah badai menghantam kapal.

Dua rekan seperjalanan kami yaitu Faisal dan Appe meninggal di hari yang berbeda, kata Arif, nahkoda KM Hidayah kepada Antara di Jayapura, Minggu.

Arif dengan terisak menceritakan pengalamannya sejak badai menghantam kapal saat berlayar dari Biak,Papua tanggal 28 Desember 2016 seraya mengatakan, saat berada di sekitar perairan Serui sempat melihat dua kapal dan ABK beserta penumpang berteriak minta tolong tapi tidak ada yang melihat dan mendengar teriakan tersebut.

Akibatnya kapal hanyut terbawa arus, walaupun penumpang dan ABK berupaya memperbaiki kerusakan mesin dan membuang semua barang yang dibawa termasuk beras dan semen.

Namun hal itu tidak menolong sehingga pada hari ketiga saat mereka melihat ada pulau empat orang rekan seperjalanannya yaitu Anto, Anwar, Boy dan Bripka Abdul Gafur meninggalkan kapal dan berenang ke darat.

“Kami tetap di kapal berada diatas rakit yang dibuat setelah kapal mengalami kerusakan karena ada yang tidak bisa berenang,” kata Arif yang kakinya masih terluka akibat terkena karang saat berenang sekitar tiga jam sebelum ditemukan penduduk pulau Wuvulu, PNG.

Sementara itu Yoyo menambahkannya, dua rekan lainnya yaitu Gappar dan Akbar pada hari keenam memisahkan diri dengan menggunakan freezer.

Hari kesembilan saat mereka sudah hampir putus harapan melihat pulau mencoba mendekat namun gelombang cukup besar sehingga Arif memutuskan untuk berenang sedangkan Yoyo tetap diatas rakit.

“Saya sempat kesulitan bahasa namun akhirnya masyarakat mengerti setelah saya bilang insiden dan saat berupaya menolong Yoyo ternyata rakit yang ditumpanginya sudah hampir menjauh dari pulau,” kata Arif.

Arif menuturkan, sebelum dibawa ke Wewak, mereka sempat dirawat masyarakat Wuvulu selama seminggu sejak diselamatkan.

Ketika ditanya apakah kapal berbobot 66 GT itu memiliki alat komunikasi, Arif mengatakan, KM Hidayah dilengkapi GPS dan radio namun rusak saat diterjang badai.

KM Hidayah mengalami kecelakaan dalam pelayarananya dari Biak menuju Mamberamo Raya sejak tanggal 27 Desember dengan menangkut 10 abk dan penumpang. Sumber : Antara