DPW Garnita Malahayati NasDem Bali Aktif Cegah Stunting, Ajak Ibu-Ibu Tangguh Cetak Generasi Emas yang Unggul
Foto: Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Provinsi Bali Ida Ayu Ketut Candrawati tengah bersama Sekretaris dan Bendahara.
Denpasar (Metrobali.com)-
DPW Garnita (Garda Wanita) Malahayati NasDem Provinsi Bali memberikan perhatian serius terhadap upaya pencegahan stunting dan upaya penurunan angka stunting di provinsi Bali.
Salah satu komitmen itu diwujudkan dengan siap menggelar talkshow bertema “Peran Strategsi Perempuan Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Stunting” serangkaian memperingati hari Ibu 22 Desember 2022 di Gedung DPW Partai NasDem Bali, Renon, Denpasar.
Pesertanya dari kader Garnita Malahayati NasDem Bali, pengurus DPW NasDem Bali, pengurus DPD NasDem se-Bali, dan masyarakat umum.
“Pesannya, mencegah stunting harus menjadi perhatian bersama. Seorang ibu harus bisa membina dan membimbing agar punya generasi yang lebih baik, mencetak generasi yang baik dan berkualitas, generasi emas Indonesia yang unggul,” kata Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Provinsi Bali Ida Ayu Ketut Candrawati yang akrab disapa Dayu Candrawati.
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Sementara menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk.
Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Bagi Garnita Malahayati NasDem Bali kaum ibu punya peranan sangat penting dan strategis dalam mencegah stunting dan berada di garda terdepan dalam upaya mencipatakan generasi tangguh dan berkualitas, setidaknya dalam skala terkecil dalam kehidupan berumah tangga yang harus dikelola dengan baik. Karena keluarga adalah unit terkecil dalam komunitas masyarakat bangsa.
“Jika dari unit yang terkecil itu bagus dan berkualitas maka dalam skala yang lebih besar akan menjadi baik,” kata Dayu Candrawati yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Tabanan ini.
Berdasarkan dara RISKESDAS 2018 jumlah balita stunting mencapai 30,8%. Sementara berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 jumlah anak stunting mencapai 24,4%. Sedangkan Prevalensi Stunting Balita di Provinsi Bali tahun 2022 sebesar 10,9%
“Walaupun sudah terjadi penurunan angka stunting, namun perlu upaya lebih keras lagi pemerintah bersama semua pihak,” politisi cantik asal Banjar Dinas Cau, Desa Tua, Marga, Tabanan ini.
Adapun target penurunan sunting di Provinsi Bali yang harus dicapai untuk tahun 2022 yaitu sebesar 9,28%, tahun 2023 sebesar 7,71% dan tahun 2024 sebesar 6,15%.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti pemenuhan asupan gizi seimbang pada 1000 HPK yaitu dari ibu prakonsepsi (pembuahan) hingga bayi berusia 24 bulan. Lalu monitoring kesehatan dan perkembangan balita di POSYANDU hingga deteksi dini tumbuh kembang anak. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.