Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana meminta Kepolisian Daerah setempat memasang alat pemindai (X-Ray) di Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai.

“Kenapa alat X-Ray yang sudah enam bulan lalu diserahkan hingga kini tidak dipasang? Polda Bali tidak profesional dan teledor. Jangan sampai karena keteledoran itu, keamanan Bali jadi taruhan,” katanya di Denpasar, Senin (10/6).

Kalau ada kendala teknis sebagaimana disebutkan pihak Polda Bali, kata Kariyasa Adnyana, maka sangat tidak masuk akal dan kesannya mengada-ada karena pemasangan X-Ray tersebut mestinya sudah jauh-jauh hari dipikirkan dan dipersiapkan dengan matang.

“Kami di DPRD sejak dulu sangat berharap ada X-Ray untuk mengamankan Bali dari berbagai ancaman keamanan sehingga dengan deteksi alat tersebut pemeriksaan lebih optimal,” ujarnya.

Menurut dia, pemeriksaan secara manual dengan alat tidak memadai sering kali menimbulkan kecerobohan di pintu-pintu masuk Bali, maka keberadaan X-Ray ini sangat penting.

“Kalau alasannya soal masalah teknis dan X-Ray sampai nganggur selama enam bulan, kami nilai itu alasan yang mengada-ada karena mestinya soal tempat dan operasionalnya sudah dipikirkan sejak awal,” kata politikus PDIP.

Pihaknya ingin mengetahui lebih jelas kendala belum terpasangnya alat pengamanan yang dianggarkan di APBD induk Pemprov Bali tahun 2012 dan menelan dana sebesar Rp58 miliar lebih itu.

“Kami ingin tahu X-Ray belum dipasang, apakah karena mungkin kualifikasi dari alat tersebut belum memenuhi syarat bahkan standar atau malah ada kemahalan dalam pengadaan alat tersebut. Kalau masalah teknis seperti kesiapan tempat, sudah jelas tempatnya di mana,” ucapnya.

Untuk itu, Kariyasa Adnyana mengusulkan agar DPRD Bali memanggil Polda Bali guna meminta penjelasan dan secara resmi meminta Polda Bali segera memasang X-Ray tersebut.

“Harus ada laporan dari Polda Bali selaku pengguna alat kepada Dewan karena kamilah yang menyetujui anggaran pengadaan alat tersebut,” katanya. INT-MB