Foto: Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Badung, I Wayan Mudita.

Badung (Metrobali.com)-

Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di Kabupaten Badung dinilai bakal cenderung rendah, terlebih karena pesta demokrasi ini terdiri dari calon tunggal dan dilakukan di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Menyikapi hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Badung begerak untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Pendidikan politik ini dilakukan agar masyarakat di Kabupaten Badung tidak golput dalam Pilkada yang dilakukan pada 9 Desember 2020 mendatang. Instruksi ini juga disampaikan kepada kader PSI Badung saat Kopi Darat Daerah di Wr. Tempong Indra Dewi Sri pada Minggu 18 Oktober 2020.

Ketua DPD PSI Kabupaten Badung, I Wayan Mudita menuturkan, di media sosial ada banyak masyarakat yang ingin sekali melakukan tindakan golput dalam Pilkada Serentak kali ini.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar masyarakat tetap datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pencoblosan guna memilih sesuai hati nurani, baik pasangan calon (Paslon) I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giriasa) atau kotak kosong.

Mudita menuturkan, kader-kader PSI Badung selama ini lebih banyak banyak bertemu dengan masyarakat dengan nongkrong di warung kopi. “Jadinya mereka mendapatkan berbagai masukan langsung dari bawah,” kata Mudita saat dihubungi Kamis (22/10/2020).

Melalui upaya itu, pihaknya banyak mendapatkan masikan bahwa masyarakat banyak yang kecewa karena tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah di tengah pandemi Covid-19, baik Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan sebagainya.

Pemerintah juga tidak bisa memberikan bantuan secara maksimal sehingga tidak semua orang senang dengan adanya bantuan tersebut.

Di sisi lain, masyarakat juga kurang paham mengenai keberadaan bantuan yang disalurkan oleh pemerintah. Mereka menganggap bahwa semua orang harus dapat bantuan. Padahal dalam setiap bantuan ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.

“Ada tetangganya dapat (bantuan) dianya enggak dapat, padahal dia pensiunan segala macem, mereka sampaikan di media sosial sehingga mereka mengajak masyarakat lainnya untuk enggak usah memilih,” jelas Mudita.

Guna meminimalisir kejadian seperti itu, pihaknya di PSI Badung lebih condong untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, khususnya di media sosial.

Sebelumnya, PSI Badung telah melakukan kopdar guna mengarahkan semua kader, baik di media sosial maupun secara langsung untuk mengajak masyarakat  tidak golput.

Bagi Mudita ajakan ini penting, sebab dengan memilih golput surat suara bisa dimanfaatkan oleh  oknum yang mencari keuntungan. Oleh karena itu, PSI Badung berharap masyarakat tetap datang ke TPS tetap menggunakan hak pilihnya secara bebas-partisipatif.

PSI Badung sendiri secara lembaga menyatakan diri tidak mendukung Paslon Giriasa maupun kotak kosong. Meski menyatakan abstain secara kelembagaan, PSI Badung tetap memberikan kader-kadernya untuk menentukan pilihan secara mandiri.

Dalam menggunakan hak pilihnya secara bebas-partisipatif, semua kader pengurus, anggota dan simpatisan tidak diperkenankan menggunakan atribut dan atau mengatasnamakan PSI untuk memberikan dukungan.

Tak hanya itu, kader PSI Badung juga memberi dukungan kepada penyelenggara pemilu untuk mensosialisasikan ajakan menggunakan hak suara. (dan)