Sosialisasi di Kelurahan Peguyangan, Senin (7/10).

Denpasar (Metrobali.com)-

Tingginya kasus malnutrisi menunjukkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai gizi. Umumnya, masyarakat mengkonsumsi makanan yang tidak memiliki asupan gizi seimbang. Permasalahan gizi dan kesehatan dalam ranah kehidupan masyarakat cenderung begitu kompleks. Urgensi pengetahuan gizi bagi masyarakat luas dan kasus gizi buruk perlu mendapat perhatian bersama. Untuk itu Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar (DP3AP2KB) Kota Denpasar turut melakukan sosialisasi pentingnya pengetahuan gizi pada masyarakat. Hal tersebut dismpaikan Kabid Pemenuhan Hak Anak pada DP3AP2KB Kota Denpasar Tresna Yasa yang didampingi para Kasinya I Nyoman Adnyana, IA Suryantari dan Putu Dewi Sintayani saat melakukan sosialisasi di Kelurahan Peguyangan, Senin (7/10). Sosialisasi yang menghadirkan narasumber Poltekes juga melibagkan Puspaga Dharma Negara Kota Denpasar, Forum Anak Daerah Kota Denpasar dan Politeknik Kesehatan Kota Denpasar.

Lebih lanjut Tresna Yasa menambahkan setiap hari manusia membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta serat sesuai angka kebutuhan gizi yang disarankan. Namun, nyatanya masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi makanan tidak berdasarkan pada kebutuhan gizi. Kandungan gizi tidak diperhatikan sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh hanya akan menjadi sampah dan tidak menyehatkan.

” Mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang tidak tepat hanya akan menjadi bom waktu bagi seseorang,” paparnya. Untuk itu masyarakat nantinya benar-benar faham mana yang dibutuhkan oleh tubu untuk kesehatan. Untuk itu pihaknya mengaku mengajak para ahli gizi yang bekompeten untuk lebih menjelaskan maanfaat gizi bagi tubuh. Dengan demikian diharapkan masyarakat Kota Denpasar khususnya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Sementara Lurah Peguyangan AA Gede Agung Dharma Putra mengaku sosialisasi ini sangat penting bagi masyarakat. Mengingat sekarang ini perkembangan dan pertumbuhan kuliner di Kota Denpasar sangat luar biasar. Tentunya ini sangat menggoda selera bagi pecinta kuliner. Meski demikian dengan adanya sosialisasi seperti sekarang ini masyarakat semakin mengerti kuliner seperti apa yang harus dikonsumsi untuk kesehatan tubuh. “Kita bisa lihat sekarang ini masyarakat lebih cendrung suka praktis termasuk untuk kuliner. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat terutama menimbulkan obesitas,” ujarnya. Sosialisasi pemahaman tentang gizi sangat diperlukan kedepannya sehingga masyarakat lebih memperhatikan derajat kesehatannya.

Salah seorang peserta AA Chandra Dewai mengaku pemahaman pengetahuan masyarakat tentang masalah gizi masih keliru salah satunya masih memegang prinsip empat sehat lima sempurna. Padahal sekarang sudah berubah menjadi prinsip pola makan seimbang. Hal ini untuk menghindari terjadinya obesitas karena kelibahan gizi. “Kami sangat senang tentang sosialisasi ini sehingga lebih mengerti untuk menerapkan pola makan yang seimbang,” ujarnya.

 

Sumber : Humas Pemkot Denpasar